GELORA.CO - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Absar Abdalla mengungkapkan akar persoalan perpecahan di internal PBNU.
Ia mengatakan, perpecahan diakibatkan perbedaan pandangan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Perbedaan itu terkait dengan investor yang akan ikut membantu pengelolaan konsesi tambang yang diberikan pemerintah untuk PBNU.
“Nah perbedaan pandangan antara Gus Yahya dan Gus Ipul inilah yang membuat hubungan ini jadi bermasalah kan,” ujar Gus Ulil dalam podcast Gaspol! di YouTube Kompas.com, Kamis (27/11/2025).
Ia menuturkan, Gus Yahya ingin mengganti investor sesuai dengan keinginan pemerintahan saat ini. Pasalnya, investor sebelumnya dianggap tidak memiliki posisi politik yang kuat.
Sementara, Gus Ipul tetap ingin mempertahankan investor lama, karena sudah berhubungan sejak era kepemimpinan Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
“Ketika zaman Pak Jokowi itu ada seorang investor tertentu yang ditunjuk untuk mengelola tambang ini. Kekuasaan yang baru ini menghendaki investor yang lain,” paparnya.
Gus Ulil juga mengatakan, Gus Yahya ingin investor yang mengelola konsesi tambang milik PBNU ini memang yang mendapatkan restu pemerintah.
Alasannya, agar PBNU sejalan dengan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan tidak memiliki perbedaan pandangan.
“Daripada kita bertengkar dengan pihak pemerintah dalam soal ini, sudahlah kita ikut (pemerintah) saja. Itu prinsip Gus Yahya,” sebut dia.
“Tapi Gus Ipul punya prinsip yang lain, ya karena sudah janjian dengan investor yang lama ya sudah kita ikut investor yang lama dan kebetulan investor yang lama ini ya memang investor yang secara politik, posisinya kurang oke sekarang,” sambungnya.
Sumber: kompas
