Rocky Gerung: Apa Jadinya Akal Sehat Bangsa Ini Tanpa Muhammadiyah

Rocky Gerung: Apa Jadinya Akal Sehat Bangsa Ini Tanpa Muhammadiyah

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pengamat politik, Rocky Gerung menyatakan bagaimana jadinya akal sehat negara Indonesia saat ini tanpa adanya organisasi Muhammadiyah.

Hal itu ia sampaikan saat mengisi acara kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) seperti yang diunggah oleh Rocky Channel pada Kamis (7/2/2019).

Mulanya, Rocky Gerung menceritakan profil Kyai Haji Ahmad Dahlan yang diketahui membangun Organisasi Muhammadiyah sewaktu masih muda tepatnya pada tahun 1912.

Lalu ia menyinggung soal pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan.

"Kalau seabad lalu Ahmad Dahlan memilih caleg dan tidak mendirikan Muhammadiyah, apa yang terjadi dengan akal sehat bangsa ini," ungkap Rocky Gerung.

Terkait hal itu, Rocky Gerung mengatakan bahwa Muhammadiyah menjadi bagian dari pembangunan infrastruktur dari akal sehat bangsa ini.

"Jadi ada konsekuensi saudara-saudara untuk meneruskan proyek akal sehat Ahmad Dahlan dan sekarang ada dalam statistik ada lebih dari 170 Universitas Perguruan Tinggi Muhammadiyah di seluruh Indonesia, kurang lebih ada 5 juta mahasiswa per lima tahun yang masuk di sekolah-sekolah Muhammadiyah," jelas Rocky Gerung.

"Jadi Muhammadiyah adalah infrastruktur dari akal sehat negeri ini," imbuhnya.

Ia juga menyatakan jika Muhammadiyah berhenti untuk mengajar dan berfikir maka IQ bangsa ini akan menurun.

"Saudara bayangkan, jika Muhammadiyah yang sebanyak itu Institusi pedagoginya, berhenti untuk mengajar, berhenti untuk berfikir maka IQ bangsa ini langsung tinggal 10 persen," ungkapnya.

Rocky Gerung juga menjelaskan bahwa selalu ada hubungan pedagogi dengan hubungan politik.

"Kenapa? karena politik itu mengolah akal pikiran," kata Rocky Gerung.

"Dari awal sejak kata politik itu diucapkan oleh Aristoteles yang dia lakukan adalah mengajak orang berdebat di pasar, namanya Agora kalau dalam tradisi Yunani."

"Agora itu adalah tempat orang bicara tentang harga telur, harga cabai, harga bawang putih. Jadi sejak 25 tahun lalu, pasar itu selalu sifatnya politis karena disitulah keadilan dipertengkarkan."

"Orang bertengkar dengan kekuatan argumen. Itulah sejarah demokrasi," sambungnya.

Lebih lanjut ia menegaskan tentang pengertian demokrasi.

"Jadi demokrasi itu bukan pemerintahan orang, tetapi pemerintahan akal melalui pemerintahan orang," tegasnya.

Lihat videonya di sini:

[wow]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita