Grace Natalie Bicara Poligami, Romi: Belajar Dulu UU Parpol

Grace Natalie Bicara Poligami, Romi: Belajar Dulu UU Parpol

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie sempat berbicara tentang poligami. Hal itu lantas ditanggapi Anggota Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Romahurmuziy. Pernyataan itu dianggap bisa menjadi persoalan baru.

Romahurmuziy atau Romi menegaskan, pernyataan tersebut sah-sah saja bila disampaikan dalam lingkup partainya sendiri. Namun bukan untuk dijadikan rancangan undang-undang (RUU).

"Kalau itu berlaku di partainya sendiri, silakan. Tetapi ketika dia mengatakan ini akan dijadikan RUU, sebuah RUU itu tidak boleh menyerang keyakinan. Maka bagi saya, sederhana saja. Belajar dulu UU parpol," ujar Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu saat berkunjung ke Malang, Jawa Timur (Jatim), Senin (17/12).

Dalam UU parpol dijelaskan bila materi kampanye tidak boleh menyinggung agama tertentu. Menurut Romi, hadirnya aturan tentang poligami dalam Islam bisa menciptakan pembatasan.

"Poligami adalah ajaran yang diyakini dalam Islam. Meskipun saya pelaku monogami dan tidak dalam posisi berkeinginan untuk melakukan poligami, tetapi hadirnya aturan poligami di dalam Islam itu semangatnya membatasi," terang Romi.

Mayoritas umat Islam di Indonesia adalah pelaku monogami. Meskipun syariat membolehkan adanya poligami. "Karena ini sebuah syariat yang dibolehkan. Itu sifatnya qath'i (absolut), tidak ada yang sifatnya zhanni (relatif). Artinya tidak merupakan sebuah penafsiran yang relatif, maka janganlah keyakinan itu diserang," papar Romi.

Romi menambahkan, pernyataan Grace soal poligami bisa menimbulkan masalah baru. Apalagi yang menyampaikan seseorang bukan muslim. "Saya hanya mengingatkan saja supaya ini menjadi yang terakhir," pesannya.

Romi pun mengajak agar para pimpinan parpol bisa menyampaikan hal-hal yang tidak membenarkan atau memiliki implikasi membenarkan label yang sebenarnya fabrikasi. Pasalnya, hal itu bisa dijadikan momentum bagi lawan politik untuk menyerang Jokowi.

"Lawan- lawan politik Pak Jokowi jadi menemukan momentum kalau sebagian partai pengusungnya tidak paham persoalan ini. Menerbitkan pernyataan yang seolah-olah tuh lihat orang-orang di sekeliling Jokowi. Padahal itu bukan merupakan kebijakan tim resmi, juga merupakan suruhan dari Pak Jokowi. Tapi semata-mata karena ketidaktahuan dari pimpinan partai politik ini," pungkas Romi. [jpc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita