Diksi Kontroversi Jokowi Tidak Bermutu, Tidak Baik untuk Demokrasi

Diksi Kontroversi Jokowi Tidak Bermutu, Tidak Baik untuk Demokrasi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Diksi yang kerap diucapkan calon presiden petahana, Joko Widodo mulai dari 'sontoloyo', 'genderuwo' hingga yang terakhir 'pengen saya tabok' tidak bagus untuk pertumbuhan demokrasi.

"Artinya kalau terlalu banyak diksi sindiran-sindiran yang tidak bermutu memang itu kurang baik untuk membuat demokrasi kita dewasa dan lebih berkualitas," kata Wakil Ketua Umum PAN, Bara Hasibuan usai diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (24/11).

Seharusnya, kata Bara, demokrasi diisi dengan pertarungan ide gagasan serta program yang diunggulkan oleh masing-masing calon. Namun, hingga saat ini hal tersebut sama sekali belum terlihat.

"Itu bagian dari masukan kami partai politik untuk lebih melihat ini," ujarnya.

Di sisi lain, Bara menyayangkan kehidupan demokrasi di Indonesia dimana popularitas menjadi hal yang utama sehingga mengesampingkan kualitas. Hal ini, menurutnya, harus dibenahi oleh partai politik.

"Memang di sini tanggungjawab parpol dan saya dari parpol, itu saya akui kita harus meningkatkan kualitas sehingga debat menjadi secara subtansial," demikian Bara. [rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA