Nilai Dolar Melesat, Fadli: Ini Warning Membahayakan

Nilai Dolar Melesat, Fadli: Ini Warning Membahayakan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Nilai kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hampir menembus Rp 15 ribu. Hingga Jumat (31/8) pagi, nilai tukar rupiah terhadap dolar terpantau sudah menembus angka Rp 14.700.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyatakan nilai tukar dolar AS yang sudah nyaris menembus angka Rp 15 ribu itu merupakan peringatan serius bagi pemerintah.

"Ya ini menurut saya suatu warning yang membahayakan," kata Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (31/8).

Fadli mengingatkan krisis moneter 1997-1998 terjadi karena dimulai dari depresiasi nilai tukar rupiah.

Fadli masih ingat kala itu nilai tukar dolar yang awalnya Rp 2.200 merangsek naik menjadi Rp 6 ribu.

Kemudian pernah mencapai angka terburuk Rp 18 ribu dan kemudian di sekitaran Rp 14 ribu per 1 dolar AS.

"Sekarang ini dengan rupiah semakin melemah sampai ke titik Rp 14700 bahkan Rp 14800, ya ini menurut saya sangat membahayakan," ujarnya.

Dia tidak setuju jika kondisi perekonomian global yang tidak stabil selalu dijadikan alasan melemahnya nilai tukar rupiah.

Fadli menegaskan itu adalah alasan klasik. "Anak lulusan SD juga bisa ngomong begini. Jadi justru ini apologi yang menurut saya tidak bisa diterima," kata Fadli.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan pemerintah harus melakukan sesuatu dengan kondisi seperti sekarang ini.

Fadli menilai selama ini kelihatan tidak ada intervensi kebijakan yang setidaknya bisa menahan laju depresiasi nilai tukar tersebut.

Pemerintah jangan justru melakukan kebijakan impor beras dan gula di tengah melemahnya nilai tukar.

Selain merugikan petani yang tengah memasuki masa panen, kebijakan impor juga bisa membuat kurs semakin melemah.

"Saya kira sangat membahayakan terhadap kedaulatan pangan, tetapi juga terhadap kurs kita yang akan semakin melemah," katanya.

Fadil menyatakan seharusnya ada langkah-langkah yang jelas dari pemerintah. Supaya kehadiran pemerintah terutama tim ekonomi dirasakan masyarakat. [jpnn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita