Harga Ayam Potong Tembus Rp 100 Ribu per Ekor

Harga Ayam Potong Tembus Rp 100 Ribu per Ekor

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Harga ayam potong di sejumlah pasar di Kota Bontang, Kaltim, melambung tinggi. Harga di pasaran mencapai Rp 100 ribu per ekor, Senin (23/7).

Taufik, salah satu pedagang ayam di Pasar Rawa Indah mengatakan, menjual ayam ukuran besar dengan harga Rp 100 ribu per ekornya. Sementara ayam ukuran 1,5 kilogram dia jual seharga Rp 50 ribu.

“Kenaikan harga ayam ini sudah 10 hari, dan setiap hari harganya terus naik, kalau normalnya per kilogram Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu, ini bisa Rp 50 ribu,” ungkap Taufik saat ditemui di lapaknya, Senin (23/7).

Taufik menyebut, naiknya harga ayam diakibatkan minimnya pasokan dari distributor. Dari biasanya dipasok 100 ekor, saat ini hanya dijatah 30 ekor. “Kalau kami protes terus ke distributor, nanti malah enggak dikasih jatah ayam. Makanya kami terima saja harganya naik,” terang dia.

Dikatakannya, ayam yang dia jual diambil dari distributor asal Berau. Mengingat di wilayah Bontang dan sekitarnya sudah tidak memasok ayam.

“Mungkin masih ada (di Bontang, Red.) tetapi belum siap panen. Kadang ayam juga dikirim dari Balikpapan sampai Banjarmasin. Makanya kami bukannya mengada-ngada harga, tetapi memang kenyataannya pasokan ayam kurang banyak,” bebernya.

Pedagang di pasar yang sama mengatakan dirinya menjual ayam per ekor mulai dari Rp 65 ribu hingga Rp 80 ribu. Ada juga ayam yang dijual seharga Rp 70 ribu per ekor, tergantung dari besarnya ayam.

“Umumnya saya jual Rp 65 ribu. Ini memang sudah lama naik, tetapi 2 hari ini enggak ada ayam masuk dari distributornya,” jelas Idris.

Kata dia, setiap penjual ayam akan mendapat pasokan ayam berbeda-beda jumlahnya. Mulai dari 50 ekor, 100 ekor, hingga 200 ekor. Namun karena sedang terbatas stoknya, kali ini pedagang hanya diberi jatah 30 ekor dan 60 ekor. “Infonya dari perusahaan, mereka belum panen ayam. Karena ukurannya masih kecil dan rugi jika dipanen,” ungkapnya.

Dampak dari minimnya pasokan dan naiknya harga jual, yakni banyak pedagang ayam yang menutup lapaknya. Kata Idris, jumlah pembeli pun mengalami pengurangan. Karena kenaikan harga ayam ini akan terus berlangsung yang diprediksi hingga menjelang Iduladha. “Kemungkinan Iduladha harganya tambah naik,” imbuh pria paruh baya itu.

Dari pantauan Bontang Post (Jawa Pos Group), lapak penjual ayam memang banyak yang tutup. Bahkan jika ada yang berjualan, sekira pukul 12.30 Wita jumlah ayam yang dijual masih banyak.

Sementara itu Irwan, distributor ayam untuk para pedagang mengaku, pihaknya kesulitan mendapat pasokan ayam. Dari normalnya 4 truk, sekarang hanya 1 truk ayam saja. “Saya memasok untuk 3 pasar di Bontang, jadi barang yang ada saya bagi-bagi,” ungkapnya.[jpnn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita