GELORA.CO - Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akhirnya angkat bicara di tengah derasnya arus spekulasi yang menyeret namanya. Isu perceraian dengan Atalia Praratya yang semula bersifat pribadi, belakangan melebar menjadi kegaduhan publik setelah beredarnya video CCTV yang menuding dirinya bersama penyanyi Aura Kasih di sebuah hotel.
Lewat pernyataan terbuka di akun Instagram pribadinya, Selasa (23/12), Ridwan Kamil menyampaikan permohonan maaf kepada pihak-pihak yang ikut terseret dalam polemik tersebut. Ia mengakui, riuh yang terjadi telah berdampak luas dan menyeret banyak nama di luar urusan rumah tangganya.
“Saya juga memohon maaf kepada pihak-pihak lain yang terbawa dan terdampak dalam rangkaian peristiwa-peristiwa pribadi ini,” ujar Ridwan Kamil.
Mantan wali kota Bandung itu menegaskan bahwa kesalahan sepenuhnya berasal dari dirinya. Ia mengakui adanya kekhilafan yang berujung pada kegaduhan di ruang publik.
“Sepenuhnya kesalahan dari kekhilafan ada di saya,” sambungnya.
Isu kian memanas setelah sebuah video CCTV beredar luas di media sosial, terutama TikTok. Video tersebut menampilkan sosok pria dan perempuan yang disebut-sebut sebagai Ridwan Kamil dan Aura Kasih berada di sebuah hotel. Klaim itu pun langsung memicu berbagai asumsi dan perdebatan di kalangan warganet.
Namun, rekaman CCTV yang beredar sejatinya menyisakan banyak tanda tanya. Wajah kedua sosok dalam video tidak terlihat jelas, lantaran kamera merekam dari arah belakang. Selain itu, tidak ada keterangan mengenai lokasi maupun waktu perekaman video tersebut.
Kondisi ini membuat identitas pria dan perempuan dalam rekaman tak dapat dipastikan. Sejumlah pengguna media sosial bahkan meragukan kebenaran tudingan yang beredar. Mereka menilai postur dan tampilan sosok dalam video tidak memiliki kemiripan dengan figur publik yang dituduhkan.
Meski demikian, isu telanjur bergulir liar dan menjadi konsumsi publik. Ridwan Kamil memilih mengambil sikap terbuka dengan menyampaikan permohonan maaf, sekaligus menegaskan bahwa kegaduhan yang terjadi telah melampaui persoalan pribadinya. (*)
