Riwayat Pendidikan dr Tifa dan Isu Ijazah Jokowi

Riwayat Pendidikan dr Tifa dan Isu Ijazah Jokowi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  -  Riwayat pendidikan dr Tifa kembali menjadi perbincangan hangat di tengah mencuatnya isu ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sempat digugat ke pengadilan. Dalam berbagai pernyataannya di media sosial, dr Tifa atau Tifauzia Tyassuma kerap menyoroti keaslian ijazah Jokowi dan menuntut transparansi data akademik pejabat publik.

 Namun, ketika isu tersebut semakin ramai diperbincangkan, publik justru berbalik menelusuri riwayat pendidikan dr Tifa sendiri  apakah latar akademisnya benar, lengkap, dan sesuai dengan klaim yang kerap ia sampaikan. Pertanyaan ini kemudian berkembang setelah namanya ikut terseret dalam kasus hukum terkait tudingan ijazah palsu Jokowi.


Kasus ijazah Jokowi bermula dari laporan ke Polda Metro Jaya yang menuding adanya ketidakjelasan dalam dokumen akademik Presiden RI. Dalam penyidikan kasus tersebut, dr Tifa termasuk salah satu pihak yang diperiksa oleh kepolisian. Ia mengaku telah menjalani pemeriksaan panjang dan menjawab puluhan pertanyaan penyidik terkait unggahannya di media sosial.

Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa Polda Metro Jaya telah menetapkan delapan orang sebagai tersangka dalam kasus fitnah ijazah palsu Jokowi, dan salah satunya adalah dr Tifauzia Tyassuma. Selain dr Tifa, terdapat pula beberapa tokoh publik lain yang ikut terseret dalam perkara ini. 


Status tersangka tersebut menandai bahwa penyidik menemukan cukup bukti dugaan pelanggaran hukum dalam penyebaran informasi yang dianggap menyesatkan terkait ijazah Jokowi.

Meski begitu, hingga kini belum ada konfirmasi resmi mengenai penahanan ataupun rincian dakwaan terhadap dr Tifa. Ia sendiri menegaskan bahwa pemeriksaannya adalah bagian dari upayanya mengungkap kebenaran dan menyatakan siap menghadapi proses hukum dengan terbuka.

Riwayat Pendidikan dr Tifa

Riwayat pendidikan dr Tifa bermula di dunia kedokteran. Ia tercatat sebagai lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Di kampus inilah dr Tifa menempuh pendidikan kedokteran umum dan memperoleh gelar dokter. 


Pendidikan kedokteran di UGM dikenal ketat dan menuntut disiplin tinggi, sehingga memberikan dasar ilmiah yang kuat bagi alumninya. Bagi dr Tifa, tahap ini menjadi pondasi profesional untuk berkarier di bidang kesehatan sekaligus membuka jalan menuju penelitian dan epidemiologi yang kelak menjadi fokus keahliannya.

Pendidikan Lanjutan: Magister Sains (M.Sc)

Setelah menyelesaikan program sarjana kedokteran, riwayat pendidikan dr Tifa berlanjut ke jenjang magister di UGM. Ia menempuh program Master of Science (M.Sc) dengan fokus pada bidang epidemiologi atau kesehatan masyarakat. 

Pendidikan ini memperkuat kapasitas analisis dan metodologinya dalam penelitian ilmiah serta menyiapkan dirinya untuk memahami pola penyebaran penyakit secara sistematis. Latar pendidikan tersebut menjadikannya lebih dikenal sebagai dokter peneliti dan pengamat kebijakan kesehatan.

Program Doktoral dan Sorotan Publik

Setelah meraih gelar magister, dr Tifa diketahui melanjutkan pendidikan doktoral di Universitas Indonesia (UI) dengan fokus pada Epidemiologi Molekuler. Namun, berdasarkan data dari lembaga pendidikan tinggi, status akademiknya tercatat tidak aktif. Hal ini memunculkan pertanyaan di publik mengenai apakah program tersebut telah diselesaikan hingga memperoleh gelar doktor.

Selain itu, dr Tifa juga pernah disebut mengikuti program doktor di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara (STF Driyarkara) dalam bidang sosial-politik. Namun, pihak kampus menyatakan bahwa ia tidak menyelesaikan program tersebut dan tidak pernah menerima gelar akademik dari institusi itu. Fakta-fakta inilah yang menimbulkan sorotan publik, terlebih karena dr Tifa dikenal vokal mengkritik keaslian ijazah Jokowi dan menyerukan transparansi akademik pejabat negara.

Studi Internasional dan Pengalaman Global

Dalam perjalanan akademiknya, dr Tifa juga dikabarkan pernah mengikuti pelatihan singkat di Norwegian Knowledge Centre for the Health Services di Norwegia. Pengalaman internasional ini memperluas wawasannya dan menambah kredibilitas dalam bidang riset kesehatan. Meski bukan program gelar, kegiatan akademik di luar negeri ini menunjukkan komitmennya terhadap penelitian dan pengembangan ilmu epidemiologi secara global.

Relevansi Akademik dan Aktivisme

Dengan latar belakang kedokteran dan riset yang kuat, dr Tifa pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif Center for Clinical Epidemiology & Evidence di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Ia juga sempat menjadi Sekretaris Jenderal di jaringan Indonesian Clinical Epidemiology & Evidence-Based Medicine Network, serta mendirikan Ahlina Institute yang fokus pada literasi kesehatan dan nutrisi. Posisi-posisi tersebut menunjukkan bahwa perjalanan akademisnya memiliki dampak nyata dalam pengembangan riset dan advokasi kesehatan masyarakat.

Namun, sikap vokalnya di ruang publik sering kali menimbulkan kontroversi. Ketika ia mengkritik pemerintah terkait vaksin, kebijakan kesehatan, atau ijazah Jokowi, sebagian masyarakat mempertanyakan kredibilitas akademiknya sendiri. Publik menilai bahwa jika seseorang menuntut tSecara keseluruhan, riwayat pendidikan dr Tifa mencakup perjalanan panjang dari

Fakultas Kedokteran UGM, jenjang magister sains di bidang epidemiologi, hingga program doktoral di UI yang statusnya belum sepenuhnya jelas. Ia juga memiliki pengalaman studi di luar negeri dan berperan aktif dalam lembaga riset serta edukasi kesehatan. Namun, keterlibatannya dalam kasus hukum terkait isu ijazah Jokowi dan status tersangkanya menambah dimensi baru dalam pandangan publik terhadap figur ini.

Meski masih terdapat kontroversi, dr Tifa tetap dikenal sebagai sosok yang memiliki rekam jejak ilmiah dan profesional di bidang epidemiologi. Namun, untuk menjaga kredibilitasnya sebagai tokoh publik, klarifikasi resmi terkait status akademik dan hukum menjadi langkah penting yang perlu dilakukan. Pada akhirnya, riwayat pendidikan dr Tifa menjadi pengingat bahwa kejujuran ilmiah dan transparansi akademik merupakan kunci utama bagi siapa pun yang ingin dipercaya di ruang publik baik bagi pemimpin maupun pengkritik

Sumber: inews 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita