Poltekkes Majalengka Prihatin Kasus HIV/AIDS Makin Memprihatinkan: Dorong Edukasi Dini untuk Generasi Muda

Poltekkes Majalengka Prihatin Kasus HIV/AIDS Makin Memprihatinkan: Dorong Edukasi Dini untuk Generasi Muda

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, menghadapi krisis kesehatan yang semakin mengkhawatirkan akibat lonjakan kasus HIV/AIDS. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Majalengka mencatat lebih dari 822 kasus Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) hingga Mei 2025, dengan peningkatan signifikan di kalangan pelajar dan mahasiswa. Angka ini menunjukkan tren memprihatinkan yang tidak hanya mengancam kesehatan fisik, tapi juga masa depan generasi muda. Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Majalengka, sebagai lembaga pendidikan vokasi kesehatan terdepan di wilayah ini, menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi tersebut. Direktur Poltekkes Majalengka, Dr. Hj. Siti Nurhaliza, M.Kes, menekankan bahwa lonjakan kasus ini adalah panggilan darurat untuk aksi kolektif. “Kami prihatin dengan 822 ODHA, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa. Ini bukan hanya data, tapi nyawa yang terancam. HIV/AIDS bisa dicegah dengan edukasi dini, tapi stigma dan kurangnya akses pengobatan memperburuknya,” ujar Dr. Siti.


Peluncuran program LAJUR PESAT (Kolaborasi Wujudkan Remaja Peduli HIV/AIDS secara Sistematis) pada 6 Mei 2025 menjadi momentum penting. Kepala Dinkes Majalengka, Agus Suratman, mengungkapkan keprihatinan atas fakta bahwa sebagian besar ODHA berasal dari kalangan muda. “Saat ini di Majalengka kasus HIV/AIDS mencapai 822 lebih kasus dengan ODHA. Dan yang sangat menyedihkan dan menghawatirkan semua pihak, adanya ODHA yang berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa,” katanya, seperti dikutip https://poltekkesmajalengka.org. Dari 822 kasus, hanya 30 persen yang mendapatkan pengobatan, sementara 20 persen bahkan belum terjangkau layanan kesehatan. Penularan utama melalui hubungan seksual tidak aman dan penggunaan jarum suntik bersama, dipicu pergaulan bebas dan kurangnya edukasi reproduksi, menjadi akar masalah.

Poltekkes Kemenkes Majalengka merespons dengan mempercepat program pengabdian masyarakat. Sebagai politeknik vokasi kesehatan di bawah Kementerian Kesehatan, Poltekkes tidak hanya mendokumentasikan kasus, tapi juga mendorong pencegahan proaktif. Dr. Siti Nurhaliza menyoroti urgensi surveilans. “Lonjakan 822 kasus ini alarm bagi kami. Di Majalengka, dengan 1,2 juta penduduk dan mobilitas tinggi pelajar, kami soroti melalui sosialisasi di 20 sekolah prioritas, ajak remaja tes VCT (Voluntary Counseling and Testing) gratis dan pahami bahwa HIV bisa dikelola dengan ARV (Antiretroviral). Mahasiswa kami dari Jurusan Kesehatan Masyarakat turun lapangan melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk edukasi pencegahan: gunakan kondom, hindari jarum suntik bersama, dan cegah pergaulan bebas,” jelas Dr. Siti. Poltekkes juga sediakan layanan konseling pra dan pasca-tes di kampus, bekerja sama dengan RSUD Dr. Mintohardjo untuk distribusi ARV.

Bupati Majalengka, Eman Suherman, mengajak seluruh elemen masyarakat berkampanye bahaya HIV/AIDS. “Saya ajak semua elemen masyarakat untuk mengkampanyekan bahaya HIV/AIDS di semua kalangan. Pelajar harus menjauhi faktor risiko seperti pergaulan bebas, seks bebas, narkoba, serta hubungan sesama jenis,” tegasnya. Program LAJUR PESAT, bekerja sama dengan SMAN 1 Jatitujuh dan Kwarcab Pramuka Majalengka, menjadi contoh kolaborasi lintas sektor. Dampak awal: kesadaran remaja naik 35 persen sejak Mei 2025, dengan 500 tes VCT gratis yang dilakukan Poltekkes.

Dengan sorotan Poltekkes Majalengka, HIV/AIDS bukan lagi tabu, tapi tantangan yang bisa diatasi bersama. Edukasi dini, tes rutin, dan pengobatan gratis adalah senjata utama—untuk Majalengka sehat dan generasi muda bebas stigma.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita