GELORA.CO - Minggu 17/3/24 malam sekira jam 02.00 wib terjadi tindak dugaan pengancaman kepada salah seorang warga di Jorong Koto Ranah Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan, Sumbar. Dari video yang beredar di media sosial korban disebut diancam dengan senjata jenis pistol.
Menurut informasi dari beberapa sumber yang sempat dikonfirmasi media ini diketahui awal mula kejadian.
Sekira jam 21.00 wib pada Sabtu 16/3/24 korban penodongan yang bernama Yahya (25) menanyakan kepada Dt Sindo kenapa keponakannya dibiarkan tinggal serumah dengan Wisnu Sudarsono (56) sementara mereka belum menikah. Hal ini sampai kepada Wisnu Sudarsono (pelaku). Wisnu menyuruh seseorang untuk menemui Yahya (korban) untuk mengingatkan agar jangan jadi provokator.
Dari kartu Identitas atas nama Wisnu Sudarsono diketahui bahwa pelaku berasal dari Jawa dengan alamat di KTP Jalan Pondok Pinang V Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Akhirnya Yahya dibawa ke warung oleh orang suruhan Wisnu. Sampai di TKP (Warung) Wisnu diduga menodongkan senjata jenis air softgun ke kepala Yahya.
Salah seorang teman Yahya yang tidak terima aksi penodongan tersebut menceritakan kejadian itu kepada warga sekitar.
Warga yang merasa tidak senang pada Selasa 19/3/24 sekira jam 01.00 wib mendatangi rumah calon istri pelaku penodongan. didapati pelaku masih berada dirumah tersebut walau jam sudah menunjukan dini hari.
Saat ditanya identitas, pelaku enggan memperlihatkan, akhirnya warga emosi. Dari dompet pelaku Wisnu ditemukan 3 kartu Identitas (KTP) dengan nama berbeda. 3 KTP tersebut, satu atas nama Wisnu Sudarsono ST dan 2 lainnya dengan nama Bobi Sudarsono.
Mengantisipasi emosi warga yang semakin memuncak, babinsa Serda Dasrial yang hadir dilokasi mengamankan sepucuk senjata jenis air softgun dari mobil pelaku wisu. Dan pelaku diserahkan ke Polsek Pangkalan dan dibawa ke Polres 50 Kota untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
Ngaku anak menhan, pria pemilik 3 ktp ini diamankan warga setelah diduga menodongkan senpi ke seorang warga di Sumbar pic.twitter.com/GB6YHpSAPU
— GELORA NEWS (@geloraco) March 19, 2024
Mengaku Anak Menhan
Dari informasi yang diperoleh gelora.co, diketahui pelaku ini telah lama berkegiatan di Nagari Koto Alam dan sekitarnya dengan bermacam profesi. Warga menyebut pelaku membuka praktik pengobatan alternatif, kemudian mendirikan lembaga bantuan saksi dan korban.
Selain itu kepada warga setempat, pelaku pernah mengaku-ngaku sebagai anggota staf kepresidenan, di lain waktu mengklaim dirinya sebagai anak menhan.
Selama ini warga membiarkan aktivitasnya hingga terjadi peristiwa dugaan penodongan senpi terhadap salah seorang anggota masyarakat.
Sumber: beritasumbar.