Sekretaris PC GP Ansor Kota Surabaya, Rizam Syafiq, menyebutkan materi ceramah yang dia anggap kontroversial itu antara lain imbauan tidak boleh berteman dengan nonmuslim. Dia juga menyatakan keberatan dengan ketidaksetujuan Ustaz Syafiq terhadap nama-nama yang mengandung unsur Jawa, seperti Sri.
"Serta juga terkait pernyataan Saudara Syafiq Riza Basalamah yang menyebut ziikir setelah salat berjamaah disebut sebagai nyanyi rame-rame," ujar Rizam kepada Tempo, Sabtu, 2 Maret 2024.
Rizam mengatakan, dia berharap seluruh pendakwah di Kota Surabaya tetap menjaga komitmen terhadap Islam Wasatiyah. Dia mengatakan, para pendakwah seharusnya bersikap moderat, tidak mudah menyalahkan, mengkafirkan, bahkan menuduh amaliyah NU sebagai salah atau sesat.
"Kami meminta ke depan Saudara Syafiq Riza Basalamah tidak lagi berceramah yang penuh kontroversi dengan menyinggung amaliyah maupun tradisi Nahdlatul Ulama," kata Rizam.
GP Ansor dan Banser, Rizam mengklaim, selalu mengedapankan prinsip tabayyun dan musyawarah. Dia menyampaikan GP Ansor dan Banser di Kota Surabaya tidak terhitung jumlah, waktu, tenaga dan pikiran untuk mengawal serta mengamankan setiap pengajian dan mengawal para kiai dan ulama dalam mengisi pengajian.
Gerakan Pemuda atau GP Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna atau Banser Kota Surabaya kembali menolak kehadiran Ustaz Syafiq Riza Basalamah. Penolakan kali ini ditujukan kepada kehadiran Syafiq untuk mengisi pengajian di Masjid Al-Ichlas, Jalan Tanjung Sadar, Krembangan, Kota Surabaya, Sabtu,2 Maret 2024.
Sebelumnya, pengajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah di Masjid Assalam Purimas, Gunung Anyar, Kota Surabaya, pada Kamis malam, 22 Februari 2024 berakhir ricuh. Kericuhan terjadi karena kajian tersebut mendapat penolakan dari anggota GP Ansor dan Banser. Sebelum berakhir bubar, massa yang menolak pengajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah menggeruduk masjid hingga terjadi baku hantam antara ormas dengan jamaah.
Sumber: tempo