GELORA.CO - Seorang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) wanita di TPS 60 di Kalibata City berinisal WI (19) diduga menjadi korban pelecehan oleh Pengawas TPS (PTPS) Bawaslu, berinisal IV (60).
Kakak korban, IH (25) menuturkan berdasarkan cerita adiknya peristiwa pelecehan itu bermula ketika adiknya hendak mengantarkan surat suara ke gudang penyimpanan di GOR Pancoran, pada Kamis (15/2/2024) dinihari sekira pukul 02.30 WIB.
IH mengatakan, saat itu adiknya ikut bersama Ketua KPPS dan terduga pelaku, dalam sebuah mobil.
"Di mobil itu ada ketua KPPS yang nyetir mobil dan di sampingnya ada si pelaku Pengawas TPS. Terus adik saya duduk di belakang. Nah posisinya gini pas berangkat antar surat suara," kata IH kepada wartawan, Selasa (27/2/2024).
Sesampainya di GOR Pancoran, IH mengaku adiknya tidak ikut mengangkat surat suara dan memilih tertidur di dalam mobil, lantaran mengalami kelelahan.
Singkat cerita, seusai Ketua KPPS dan pelaku yang merupakan Pengawas TPS, memindahkan surat suara, mereka pun akhirnya kembali pulang ke TPS 60 bersama korban.
IH mengatakan, saat itu adiknya masih dalam posisi tertidur pulas.
TKN Sebut Dirty Vote yang Bahas Kecurangan Pilpres Adalah Fitnah, JK Tantang: Tunjukkan FitnahnyaTribunnews.com
Saat adiknya terbangun ujar IH, pelaku yang semula duduk di sebelah sopir, kini pindah ke bangku penumpang, bersama korban.
"Pas bangun sudah di Jalan pulang. Tapi, pas di jalan pulang, pelaku tiba-tiba sudah duduk di belakang, sama adik saya. Jadi kursi di samping sopir itu kosong pas pulang," ujar dia.
Saat perjalanan pulang lanjut IH, terduga pelaku mulai melancarkan aksinya, dengan memegang dan menciumi tangan korban.
Korban yang merasa takut pun, hanya bisa terdiam, dan sesekali menarik tangannya dari genggaman tangan pelaku.
"Habis itu, berlanjut dia cium tangan adik saya, telapak tangannya, kanan dan kiri. Terus adik saya mulai risih, kenapa orang ini seperti ini. Tapi dia takut juga, mau teriak atau melakukan perlawanan gak berani," ucapnya.
Tak sampai di situ, pelaku pun mencoba memegang wajah korban, dengan maksud akan mencium korban.
Namun, korban yang merasa risih, sontak memalingkan mukanya.
"Pas sudah di dekat Kalibata City, yang flyover, pelaku tiba-tiba megang wajah adik saya dan mengarahkan muka adik saya ke arah mukanya untuk dicium. Jadi ditarik mukanya," ucap IH.
"Adik saya sontak mengelak. Jadi karena ngelak, enggak kena bibir sama bibir. Jadi bibir adik saya kena ke arah kumisnya. Ke arah samping, gitu kurang lebih," sambungnya.
Mendapat perlawanan dari korban, ternyata oknum TPPS itu tak menyerah.
Menurut IH, pelaku kemudian mencoba memegang paha dan pundak korban.
IH mengatakan, adiknya berhasil kabur setelah dia diturunkan persis di depan gate Apartemen Kalibata City.
"Nah pas posisi ini sudah dekat dengan gate 3 apartemen kan, terus akhirnya mobilnya masuk, dan yang ngendarainnya bilang mau markir ke basement. Terus akhirnya adik saya disuruh turun dan dia langsung kabur. Jadi pas turun, langsung pergi adik saya karena ketakutan," ucap dia.
Atas peristiwa tersebut, IH mengatakan keluarga korban tidak terima dan melaporkannya ke Polres Metro Jakarta Selatan, pada 21 Februari 2024 lalu.
Menurut IH pihak kepolisian telah memeriksa korban, dan berjanji akan segera melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku.
"Kalau adik saya sudah (diperiksa). Kalau terduga pelaku infonya belum dipanggil, berdasarkan keterangan pengelola yang punya kenalan di Polres. Terus informasinya pemanggilannya butuh waktu seminggu," tutur dia.
Sumber: viva.