Keanehan terjadi bukan karena tim tuan rumah lolos ke babak 16 besar dengan mudah, melainkan karena pencetak gol satu-satunya di pertandingan itu, Akram Afif.
Akram Afif tak pernah melihat ke arah kamera baik saat foto tim bahkan selebrasi. Meski tubuhnya mengarah ke kamera, namun Afif sering kali menoleh ke arah lain.
Tak ada yang tahu alasan dari pemain Al Sadd memilih untuk mengalihkan pandangannya dari kamera.
Meski seringkali menghindari kamera, ternyata pemain berusia 27 tahun ini menjadi kunci kemenangan bagi Qatar.
Dia berhasil mencatatkan tiga gol dari dua pertandingan Qatar di dua laga pertama Piala Asia melawan Lebanon dan Tajikistan.
Qatar pun telah memastikan diri sebagai juara Grup A dan akan menjalani pertandingan terakhir di fase grup melawan China sembari menantikan lawan mereka di babak 16 besar.
Meski terkesan misterius, ternyata Afif pun mendedikasikan gol ini bagi sang istri. Dia meminta maaf karena sering kehilangan momen bersama keluarga.
"Saya ingin memberikan pesan ini khusus untuk istri saya dan meminta maaf padanya dan saya dedikasikan gol ini untuknya," kata Afif.
Afif pun mengaku tak ingin terlihat sebagai one man show, karena ini adalah hasil kerja keras tim. Bukan hanya golnya saja.
"Kami adalah tim yang beranggotakan 11 pemain. Saya tidak tampil sendiri, yang saya lakukan adalah hasil jerih payah dan kerja sama rekan-rekan," kata Akram Afif.
Akram Afif memiliki darah sepak bola dari sang ayah berdarah Yaman, Hassan Afif yang menghabiskan akhir karirnya di Qatar. Akram Afif pun memiliki paspor Qatar dan sempat bermain untuk klub Eropa, Sevilla.
Dia pun telah bersama skuad Qatar sejak kelompok umur U-19. Bersama Timnas Qatar, Akram Afif telah mencatatkan 94 pertandingan dan 27 gol.
Dia pun sosok yang membawa Qatar menjuarai Piala Asia 2019 sekaligus pemain terbaik di edisi tersebut.
Sumber: tvone