Salah satu hal yang ditanya kepada Anies, yakni soal suasana hati. Anies lalu menyinggung soal santun dan stabilitas emosi yang dimiliki seorang pemimpin.
Bagi eks Gubernur DKI Jakarta itu, pemimpin saat ini tidak cuma membutuhkan sopan santun. Stabilitas emosi jauh lebih dibutuhkan dalam mengelola negara.
"Pemimpin itu bukan dibutuhkan kesantunannya, pemimpin itu dibutuhkan stabilitasnya, karena stabilitasnya ada dalam dirinya, jiwanya, bukan di dalam tampilan luar. Tampilan luarnya santun, sopan ini tampilan luar, tapi yang dibutuhkan bukan tampilan luarnya yang dibutuhkan adalah stabilitas emosi," tutur Anies.
Anies lalu memberi analogi sederhana. Sopan santun itu bisa dilihat dengan jelas saat berada di pesawat. Seluruh pramugari maupun pramugara bersikap santun kepada para penumpang.
Sementara, stabilitas emosi itu terbentuk dari berbagai pengalaman hidup yang sudah dilalui. Bagaimana menghadapi kondisi yang paling tidak nyaman, tapi tetap bisa mengontrol emosi dengan baik.
"Nah seringkali kita tidak bisa membedakan ini stabil atau santun. Nah kalau mau bicara begitu melewati berbagai macam tantangan," tutur dia.
"Setiap kali kita ketemu suasana yang tidak nyaman maka kita juga bisa mengendalikannya. Tapi kalau tidak terbiasa dalam suasana tidak nyaman maka maunya serba nyaman. Ketika tidak nyaman dia akan bereaksi," ucap dia.
Anies memang tidak menyinggung siapa pun dalam kesempatan ini. Dalam debat perdana di KPU, Anies berdebat sengit dengan Prabowo Subianto.
Anies sempat bertanya soal perasaan Prabowo mengetahui putusan MKMK menyebutkan ada pelanggaran etik. Anies juga sempat menyinggung soal Prabowo yang tak tahan jadi oposisi.
Selain jawabannya, Prabowo juga disorot soal gimik dan ekspresi saat menjawab atau merespons Anies.
Sumber: kumparan