GELORA.CO - Baru-baru ini, Yusuf Martak yang merupakan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama secara blak-blakan mengungkap hal mengejutkan terkait Prabowo Subianto.
Adapun pengakuannya tersebut rupanya berhubungan dengan Pilpres pada 2019 silam, di mana ia juga kemudian turut menyeret nama Rizieq Shihab.
Menurut pengakuan Yusuf Martak, umat kala itu sangat mendukung sosok Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Katanya, dukungan tersebut dilakukan semata-mata karena pihaknya ingin adanya pergantian kepemimpinan.
Pasalnya, pihaknya merasakan banyak kekurangan di pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang tidak ada perubahannya.
Yusuf Martak lantas menyinggung Prabowo Subianto yang pernah menandatangani pakta integritas, di mana di dalamnya berisi 17 poin dan semuanya diperuntukkan untuk agama, negara, dan bangsa.
“Tidak ada satu pun untuk Habib Rizieq dan untuk kita. Hanya poin ke-17 memulangkan Habib Rizieq, itu saja,” tutur Yusuf Martak, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun via SeputarTangsel pada Selasa, 8 Februari 2022.
Yusuf menilai, Persaudaraan Alumni (PA) merupakan salah satu motor penggerak Prabowo Subianto selain Front Pembela Islam (FPI) dan GNPF Ulama.
Mantan kuasa hukum Ustaz Yahya Waloni itu juga menegaskan bahwa PA 212 tidak dibayar dan tidak dikontrak dalam mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 lalu.
Oleh karenanya, ia merasa wajar apabila PA 212 menyatakan tidak akan mendukung Prabowo Subianto lagi pada Pilpres yang akan datang.
Ia juga mengungkapkan, Prabowo dan pasangannya kala itu, Sandiaga Uno, sampai membawa uang karungan yang terdiri dari beberapa pecahan, yang berasal dari sumbangan umat.
“Mana ada capres dan cawapres pulang bawa duit karungan?”
Yusuf Martak pun mempertanyakan cara Ketua Umum Partai Gerindra itu meminta maaf dan mengembalikan dana umat setelah memilih bergabung ke pemerintahan Presiden Jokowi.
“Bagaimana meminta maaf dan mengembalikannya?”
Menilik hal tersebut, Yusuf Martak mengaku GNPF Ulama hingga kini belum menentukan arah dukungannya pada Pilpres 2024 mendatang.
Ia mengatakan bahwa pihaknya akan melihat kualitas dan komitmen kandidat terlebih dahulu.
Sumber: terkini