Mereka Menepis Sederet Tudingan HRS soal Kerumunan di Sidang Eksepsi

Mereka Menepis Sederet Tudingan HRS soal Kerumunan di Sidang Eksepsi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Habib Rizieq Shihab membacakan nota keberatan atau eksepsi atas dakwaan jaksa dalam kasus kerumunan petamburan hingga tes swab RS Ummi. 

Dalam eksepsinya, Rizieq memberikan serangan balik dan beberapa tudingan ke lingkaran Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, serangan-serangan tersebut ditepis pemerintah.

Rizieq sendiri mengikuti persidangan secara offline di Pengadilan Negeri Jakarta Timur (PN Jaktim), Jumat (26/3/2021). Namun sidang pembacaan eksepsi ini tidak terpantau baik secara langsung di PN Jaktim maupun secara virtual di kanal YouTube PN Jaktim.

Pembacaan eksepsi yang tidak terpantau ini berkaitan dengan kasus kerumunan Petamburan. Meski begitu, kuasa hukum Rizieq menyampaikan eksepsi yang telah disiapkan dibaca langsung oleh Rizieq dalam persidangan.

Rizieq menyalahkan Menko Polhukam Mahfud Md perihal ledakan jumlah massa yang menjemputnya di Bandara Soekarno-Hatta sepulang dari Arab Saudi pada pertengahan November 2020. Rizieq menyebut kerumunan massa itu diizinkan oleh Mahfud.

"Ledakan jumlah massa penjemput di bandara adalah akibat dari pengumuman kepulangan saya dari Saudi yang diumumkan langsung oleh Menko Polhukam Mahfud Md di semua media TV nasional sambil mempersilakan massa datang untuk menjemput," demikian tertulis dalam eksepsi.

Rizieq didakwa melakukan penghasutan yang berimbas pada kerumunan acara pernikahan anaknya yang berbarengan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan, Jakarta Pusat. Rizieq menilai kerumunan di Bandara Soekarno-Hatta lebih besar tetapi tidak ditindaklanjuti oleh pihak berwenang.

"Kerumunan bandara jauh lebih besar dibandingkan dengan kerumunan Maulid di Petamburan. Dari segi jumlah massa, dalam kerumunan bandara mencapai jutaan orang, sedangkan jumlah massa dalam kerumunan Maulid di Petamburan hanya beberapa ribu saja," kata ucapnya.

Dia juga menuding Wali Kota Bogor Bima Arya yang menimbulkan kehebohan terkait kondisi kesehatannya saat dirawat di RS Ummi. Rizieq malah yang mengklaim dirinya tidak mengabarkan telah positif COVID-19 untuk tidak menciptakan kehebohan.

"Pada tanggal 26 November 2020, Direktur Utama RS Ummi Andi Tatat dengan iktikad baik mengabarkan Wali Kota Bogor Bima Arya selaku Ketua Satgas COVID Kota Bogor tentang perawatan saya di RS Ummi. Namun sangat disesalkan Bima Arya langsung koar-koar di berbagai media, sehingga menimbulkan kehebohan dan sangat mengganggu proses perawatan saya di RS Ummi, sekaligus mengganggu ketenangan RS Ummi," kata Rizieq.


Selanjutnya, Rizieq menuding ucapan Bima Arya yang tersebar di media itu membuatnya menjadi korban framing. Bahkan Rizieq mengaku dipaksa menjalani tes swab COVID-19 oleh Bima Arya.

"Akibatnya, pada 27 November 2020 pagi, RSUmmi dibanjiri aneka karangan bunga dari para pengirim yang tidak jelas, berisikan pesan dengan satu framing, yaitu HRS positifCOVID, padahal siang hari itu saya baru menjalankan tesPCRCOVID yang hasilnya ialah lebih akurat daripada tes swab antigen. Lagi pula saat itu tes swab antigen belum diputuskan oleh pemerintah sebagai standar akurat tesCOVID-19," ungkap Habi bRizieq.


"Pada sore hari yang sama Bima Arya kembali koar-koar di berbagai media akan memaksa saya menjalani tes PCR COVID-19, tapi saya tolak karena siang hari itu saya sudah mengikuti tes PCR COVID-19 dengan tim MER-C yang memang sejak awal kepulangan saya dari kota suci Mekah sudah setia melakukan pendampingan dan pemeriksaan kesehatan saya dan keluarga," imbuhnya.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita