Imam di Inggris Jadi Polisi dan Tangani Kejahatan Remaja

Imam di Inggris Jadi Polisi dan Tangani Kejahatan Remaja

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Seorang imam di Inggris memutuskan menjadi petugas polisi. Emad Choudhury menjadi imam pertama yang menjadi petugas polisi di West Midlands, Inggris. Kini, ia berpangkat sebagai police constable (PC) atau polisi relawan yang merupakan pangkat terendah di kepolisian Inggris.

Choudhury akan memainkan peran penting dalam menjangkau remaja Muslim. Kini, ia membantu polisi mengawasi jalan-jalan di Birmingham dan mengalihkan kaum muda dari budaya geng dan kejahatan.

Pria berusia 29 tahun itu menghabiskan lima tahun di masjid Bahu Trust di Balsall Health sebelum bergabung dengan kepolisian sebagai Student Officer pada 2018. Dia lulus menjadi PC dan mengikuti musim dengan tim lingkungan Edgbaston dan bagian respons terhadap panggilan darurat untuk permintaan bantuan.

Kini, dia ditugaskan ke tim Project Guardian. Project Guardian adalah unit spesialis yang bertugas menangani kejahatan pisau dan kekerasan remaja.

Emad lantas menggunakan koneksi dan pengaruhnya di Bahu Trust, di mana dia masih rutin melaksanakan sholat Jumat di sana. Di sana dia mendidik kaum muda tentang dampak yang menghancurkan dari kejahatan pisau dan menjauhkan mereka dari budaya geng.

Emad mengaku menyukai perannya. Pasalnya, banyak anak, termasuk beberapa dari rumahnya di Sparkbrook, yang terbunuh dan hidupnya hancur lantaran kejahatan pisau.

"Saya tahu komunitas ini, saya tinggal di sini dan saya tahu cara kerjanya. Saya mencoba menggunakan akses saya ke orang-orang di sini untuk mencegah lebih banyak nyawa yang hilang dan rasa pilu," kata Emad, dilansir di West Midland Police, Senin (24/8).

Awal tahun ini Emad dan Bahu Trust memenangkan penghargaan United Nations Safer Cities Award (penghargaan kota teraman dari PBB) atas video yang mereka buat yang menceritakan kisah dua ibu Muslim yang terdampak dari kejahatan pisau. Salah satunya adalah ibu yang berduka atas pembunuhan putranya. Yang lainnya, ibu sang pembunuh, dijauhi oleh sebagian besar komunitasnya dan didera oleh perasaan malu.

Emad membuat skrip videonya dan bekerja dengan anak-anak muda di komunitas Sparkbrook untuk memainkan peran dalam film pendek tersebut. Kini, dia tengah  mengerjakan video lain untuk ditampilkan di masjid dan sekolah yang bercerita tentang dua teman yang hidupnya terpisah ketika salah satunya dipersiapkan oleh sebuah geng untuk mengedarkan narkoba.

Dia juga menjalankan skema yang disebut Empowering Futures, yang membuat Emad dan lainnya bekerja dengan sekelompok anak berusia 16 hingga 19 tahun yang dianggap berisiko ditarik ke dalam kejahatan. Emad mengatakan, setiap orang menyelesaikan kursus empat bulan. Dia mengatakan awalnya sulit untuk mendapatkan beberapa orang untuk duduk di ruangan yang sama dengan seorang petugas polisi.

"Banyak dari mereka yang tergabung dalam klub tinju dan sekarang mereka telah diminta inspektur setempat untuk memberikan penghargaan di acara akhir musim mereka. Sejauh itu kami telah berhasil," ujarnya.

Emad menggambarkan dirinya sebagai seorang Muslim yang taat. Namun, ia mengatakan menangani tugas-tugas keagamaan dan kepolisian ternyata lebih mudah dari yang dia bayangkan.

Ia berpikir akan lebih sulit untuk menjadi dirinya sendiri. Ia mengaku beribadah lima kali sehari dan pada waktu-waktu tertentu, ia khawatir akan sulit bagi petugas polisi untuk menyesuaikan.

"Pada kenyataannya itu cukup sederhana dan Inspektur saya mengerti ada saat-saat singkat di hari itu ketika saya perlu berhenti sejenak. Ada Ruang Ibadah khusus, tetapi sejujurnya saya akan dengan senang hati mengeluarkan sajadah di pinggir jalan saat melakukan operasi jika perlu! Meskipun itu tidak pernah harus terjadi," kata Emad.

Emad mengaku pernah mendapat sedikit olok-olokan dari orang-orang yang ia kenal di komunitasnya, tentang langkahnya menjadi petugas polisi. Namun, tidak ada serangan dari kejadian tersebut. Ia mengaku tidak ada yang menyebutnya pengkhianat.

Sebaliknya, orang yang ia ajak bicara justru tertarik. Mereka ingin tahu apa yang telah ia lakukan. Dua orang yang ia kenal sekarang telah melamar menjadi petugas polisi. Sementara satu lainnya tengah dalam tahap akhir pelatihan, dan yang lainnya tengah melalui proses lamaran.

Emad mengatakan ia begitu sibuk. Namun, ia memiliki kesempatan memberi pengaruh pada kehidupan orang-orang dengan cara yang positif dan membuat perbedaan.

"Nilai polisi itu sama dengan agama saya. Ini sangat sederhana. Itu bermuara pada menjadi orang yang baik, memiliki hati yang baik dan peduli kepada orang lain," tambahnya.

Kamran Shezad dari Bahu Trust mengatakan, Emad telah membantu menyampaikan pekerjaan mereka tentang kejahatan dengan kekerasan dari perspektif iman. Hal itu telah mengubah hidup banyak anak muda di Birmingham timur.

"Senang rasanya melihat Polisi West Midlands mengakui posisi unik pengaruh Emad dalam komunitas tempat ia dilahirkan dan sangat dipahaminya dengan baik. Dengan menggunakan topi Imam dan polisinya, ia mampu mewakili polisi kepada masyarakat dan masyarakat kepada polisi," kata Shezad. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita