Trump Tak Henti Bikin Kontroversi soal George Floyd

Trump Tak Henti Bikin Kontroversi soal George Floyd

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali membuat kontroversi terkait George Floyd. Kali ini, pidato Trump memicu kritikan dari berbagai pihak.
Reaksi negatif kembali muncul setelah Trump menyebut 'hari hebat' untuk George Floyd dalam pidato terbarunya di Gedung Putih.

"Kita semua melihat apa yang terjadi pekan lalu. Kita tidak bisa membiarkan hal seperti itu terjadi," ujar dalam pidato terbaru di Rose Garden, Gedung Putih, seperti dilansir AFP, Sabtu (6/6/2020).

Ucapan Trump merujuk pada Floyd yang tewas di tangan polisi Minneapolis pada 25 Mei lalu.

Semoga George memandang ke bawah sekarang dan mengatakan, 'Ini hal yang hebat yang terjadi pada negara kita sekarang'. Hari yang hebat untuknya. Ini hari yang hebat untuk semua orang," sebut Trump.

Ungkapan 'hari hebat' dari Trump memicu kebingungan publik. Pidato itu disampaikan Trump pada Jumat (5/6) waktu setempat, atau sekitar 11 hari setelah kematian Floyd di tangan polisi Minneapolis.

"Ini adalah hari yang hebat, hebat untuk kesetaraan," imbuh Trump

Ucapan trump menjadi kontroversi karena dia dituduh oleh banyak pihak gagal menanggapi praktik rasialisme, kebrutalan polisi dan ketidaksetaraan yang diprotes oleh para demonstran.

Pernyataan ini disampaikan sebelum Trump menandatangani legislasi yang mengatur fleksibilitas pinjaman untuk bisnis kecil. Trump memanggil media ke Gedung Putih untuk menyambut laporan ketenagakerjaan AS yang kuat, yang bertentangan dengan apa yang diperkirakan para ekonom di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) yang merajalela. Isi pidato Trump lainnya membahas kabar baik soal perekonomian AS, yang disebutnya kini dalam mode 'roket'.

Komentar Trump soal 'hari hebat' ini dianggap banyak pihak terlalu dekat dalam menyatukan kematian Floyd dengan kabar perekonomian yang membaik di AS. Trump juga dianggap mencatut nama Floyd saat membahas isu ekonomi.

Namun Gedung Putih menyebut interpretasi semacam itu 'salah'. Gedung Putih menyatakan Trump bicara soal kesetaraan keadilan dalam hukum.

"Sangat jelas bahwa Presiden berbicara soal perjuangan untuk kesetaraan keadilan dan perlakuan yang sama di bawah hukum saat dia menyampaikan komentar ini," sebut penasihat komunikasi senior Gedung Putih, Ben Williamson, via Twitter.

Diketahui bahwa Trump membahas tema tersebut sebelum berbicara soal Floyd. "Kesetaraan keadilan di bawah hukum harus berarti bahwa setiap warga Amerika mendapatkan perlakuan yang sama dalam setiap pertemuan dengan penegak hukum terlepas apapun ras, warna kulit, jenis kelamin atau keyakinannya," ucapnya.

Sebelumnya, akun resmi tim kampanye Trump memposting video yang dimaksudkan sebagai penghormatan untuk George Floyd. Seperti dilansir Associated Press, Jumat (5/6/2020), pihak Twitter kali ini memberi label khusus terhadap salah satu video yang diposting oleh akun @TeamTrump, yang merupakan akun resmi tim kampanye Trump.

"Media ini telah dinonaktifkan sebagai tanggapan terhadap klaim oleh pemilik hak cipta," demikian bunyi label Twitter pada postingan video yang diblokir tersebut. Video itu diposting pada 4 Juni waktu setempat dan kini video itu tidak bisa diakses.

Pemblokiran ini semakin menambah ketegangan antara Twitter dan Trump, setelah sebelumnya cuitan Trump diberi label 'mengagungkan (glorifikasi) kekerasan'.

Video berdurasi 3 menit 45 detik itu menampilkan montase foto dan video dari aksi-aksi damai dan polisi yang sedang memeluk para demonstran, dengan diselingi beberapa adegan gedung terbakar dan aksi vandalisme, dengan alunan lembut dari piano dan suara Trump berbicara.

Trump juga memicu kontroversi saat berfoto-foto di St John's Episcopal Church. Di depan gereja bersejarah itu, Trump sempat beberapa kali berfoto sambil memegang dan mengangkat sebuah Alkitab. Dia juga sempat memberikan pernyataan singkat.

Diketahui, gereja yang terletak di seberang Taman Lafayette, yang ada di depan Gedung Putih itu menjadi lokasi utama unjuk rasa memprotes kematian Floyd. Gereja bersejarah itu sempat dilanda kebakaran dan dicoret-coret dalam unjuk rasa pada akhir pekan lalu.

Momen itu terjadi setelah Trump pidato di Gedung Putih. Dia lalu berjalan kaki ke St John's Church dengan dikawal ketat Secret Service. Polisi yang mengawal unjuk rasa di luar Gedung Putih sempat menembakkan gas air mata dan peluru karet serta granat kejut untuk membersihkan area yang akan dilalui Trump.

American Civil Liberties Union (ACLU) dan beberapa kelompok lainnya menuduh Trump dan pejabat-pejabat AS melanggar hak-hak konstitusional para pelaku kampanye Black Lives Matter dan para demonstran individual.

"Polisi melakukan tindakan terkoordinasi dan tak beralasan terhadap kerumunan demonstran dan melepaskan beberapa bahan kimia, peluru karet dan canon suara," sebut ACLU dalam gugatan itu(dtk)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA