Kronologi Kasus Pengusiran 3 Perawat di Solo yang Heboh di Pekan Ini

Kronologi Kasus Pengusiran 3 Perawat di Solo yang Heboh di Pekan Ini

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Sempat tertunda beberapa hari, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo akhirnya batal melaporkan bidan pemilik kos yang diduga mengusir perawat RSUD Bung Karno Solo. Seluruh pihak telah saling memaafkan.

"Sudah selesai, sudah minta maaf kepada perawat, sudah minta maaf kepada Direktur RSUD Bung Karno," kata Rudy di Solo, Sabtu (2/5).


Awal Kasus

Kasus bermula saat akun Instagram RSUD Bung Karno, yaitu rsudbungkarno mengunggah sebuah video yang menjelaskan bahwa tim dengan ambulans tidak sedang menjemput pasien COVID-19, namun tenaga kesehatan yang terusir dari tempat tinggalnya.

Tergambar beberapa tenaga kesehatan telah siap dengan barang-barangnya dan dimasukkan ke dalam ambulans. Ambulans tersebut kemudian mengarah ke RSUD Bung Karno, Kelurahan Mojo, Pasar Kliwon, Solo.

Direktur RSUD Bung Karno, Wahyu Indianto saat itu mengatakan peristiwa tersebut terjadi hari Jumat pekan lalu. Ada tiga nakes yang ditolak dari indekos yang mereka tinggali.

"Iya betul, enggak tahu itu disuruh pergi begitu saja. Sebabnya apa juga enggak tahu," kata Wahyu kepada wartawan, Senin (27/4).

Dia pun mengirimkan ambulans untuk menjemput pegawainya tersebut. Untuk sementara, mereka tinggal di lantai 5 RSUD Bung Karno.

"Ada tiga orang perawat, perempuan, satu kos. Kebetulan di RSUD masih ada tempat yang bisa untuk menampung mereka," ujarnya.

Pemkot Solo lalu membuat kebijakan bahwa tenaga kesehatan yang mendapatkan perlakuan serupa dapat tinggal di Ndalem Priyosuhartan. Namun ketiga perawat itu diminta atasannya untuk tetap tinggal di RSUD Bung Karno.

Klarifikasi Ibu Kos

Pemilik indekos bernama Siti Mutmainah itu kemudian mengklarifikasi bahwa yang dia lakukan bukanlah pengusiran. Dia mengaku meminta secara baik-baik agar tiga perawat itu mencari tempat lain.

"Dengan berat hati kami mohon mbak-mbak pindah ke tempat yang lebih aman, untuk keamanan bersama. Dan balasannya, 'ya bu, nggak apa-apa, nanti barangnya kami ambil'. Tidak ada pemaksaan," kata Siti di kantor Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Selasa (28/4).

Siti mengaku memiliki dasar untuk meminta ketiga perawat pindah. Utamanya bahwa suaminya mengalami gangguan kesehatan yang menuntut tidak boleh stres.

"Kondisi suami saya mengalami sakit sejak tahun lalu. Dan kondisinya ngedrop jika mengalami stres," kata dia.

Dia juga menjelaskan ketakutan suaminya juga beralasan. Yakni terkait alasan perawat itu tinggal di indekos mereka.

Dari tiga perawat itu, ada satu berinisial I yang sudah delapan bulan tinggal di sana. Kemudian pada 22 April menyusul perawat berinisial R, lalu disusul perawat S yang belum sempat menempati kamarnya.

R ingin tinggal di kos beralasan rumahnya berada di Boyolali. Dia takut jika saat pulang malam menjadi korban kejahatan.

"Tapi saat dimintai identitas, ternyata rumahnya mbak R hanya di Panularan, Laweyan. Itu membuat kami tanda tanya. Kok ngekos? Itu saya dengan bapak hanya bertanya-tanya," ujarnya.

Kekhawatiran selanjutnya berawal dari adanya informasi bahwa RSBK sudah tidak lagi membuka pelayanan reguler. RSBK kini hanya melayani pasien COVID-19.

"Suami saya tahu itu dan membuat panik. Saya diminta mengimbau teman-teman perawat untuk pindah ke tempat yang lebih aman. Saya berikan WA, tidak ada paksaan, tidak ada pengusiran, kami sudah bicara baik-baik," kata dia.

Selaku bidan, Siti mengaku paham bagaimana perawat telah melakukan prosedur, tetapi dia tetap tidak bisa menenangkan suaminya. Karena alasan kesehatan, dia akhirnya berat hati meminta mereka pergi.

"Terlepas dari profesi saya sebagai bidan, saya juga adalah seorang istri," ujarnya.


Siap Lapor Polisi Tapi Batal
Meski sudah diklarifikasi, FX Hadi Rudyatmo tetap ingin melaporkannya kepada polisi. Hal tersebut agar peristiwa serupa tidak terjadi kembali di daerah lain.

Setelah beberapa hari belum melapor, Rudy akhirnya mengurungkan niatnya. Bidan telah meminta maaf secara langsung.

Menurut Rudy, para perawat yang sebelumnya mengekos di tempat bidan tersebut juga sudah memaafkan. Bidan tersebut pun telah menemui Rudy untuk meminta maaf.

"Datang ke saya juga minta maaf, berjanji tidak mengulangi lagi. Perawatnya juga sudah memaafkan, sudah selesai," ujar dia, Sabtu (2/5).

Namun ketiga perawat tersebut tidak kembali ke indekos yang berada di kawasan Grogol, Sukoharjo itu. Mereka tetap tinggal sementara di RSUD Bung Karno. "Sementara tetap menginap di RSUD Bung Karno.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita