Raja Belanda Minta Maaf ke Indonesia atas Kekerasan Setelah Proklamasi

Raja Belanda Minta Maaf ke Indonesia atas Kekerasan Setelah Proklamasi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Raja Belanda Willem Alexander menyampaikan permintaan maaf dan penyesalan Pemerintah Belanda kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Raja Willem bukan minta maaf atas kekerasan di masa penjajahan, namun untuk kekerasan yang terjadi setelah proklamasi.

Seperti diketahui, Belanda sempat menjajah Indonesia selama lebih dari 3,5 abad. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, masih terjadi peperangan dengan pihak Belanda dalam momen yang umum disebut sebagai Agresi Militer I dan II.

"Di tahun-tahun setelah diumumkannya Proklamasi, terjadi sebuah perpisahan yang menyakitkan dan mengakibatkan banyak korban jiwa. Selaras dengan pernyataan pemerintahan saya sebelumnya, saya ingin menyampaikan penyesalan saya dan permohonan maaf untuk kekerasan yang berlebihan dari pihak Belanda di tahun-tahun tersebut," ujar Raja Willem di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3/2020).

Pidato Willem disampaikan dalam bahasa Inggris. Protokol Setpres lalu membagikan terjemahan pidato tersebut.

"Saya melakukan ini dengan kesadaran penuh bahwa rasa sakit dan kesedihan bagi keluarga-keluarga yang terdampak masih dirasakan sampai saat ini," imbuh Raja Willem.

Saat ini, dia melanjutkan, hubungan Belanda-Indonesia sudah terjalin erat. Ada kerja sama di sejumlah bidang, termasuk di bidang pendidikan.

"Banyak orang di Belanda merasakan ikatan yang kuat dengan Indonesia. Sungguh membahagiakan bahwa, sebaliknya, semakin banyak generasi muda Indonesia menunjukkan minat ke negara kami. Ini terlihat dalam jumlah mahasiswa dan mahasiswi yang datang untuk belajar di Belanda. Terlebih, ini juga terlihat dalam jalinan kerja sama erat antara kedua negara kita dalam bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, pengelolaan air, perlindungan alam dan iklim," ujarnya.

Presiden Jokowi berbicara soal 75 tahun jelang peringatan kemerdekaan RI dan siap mempererat hubungan dengan Belanda.

"Kunjungan baginda akan dicatat oleh sejarah sebagai kunjungan yang bersahabat, produktif, menatap masa depan, tanpa harus melupakan sejarah masa lalu," ujar Jokowi.(dt)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita