Pengakuan Mengejutkan Gadis Muda di Area Wisata Sekz Cianjur

Pengakuan Mengejutkan Gadis Muda di Area Wisata Sekz Cianjur

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Aktivitas prostitusi masih menyelimuti kawasa wisata Cianjur, terutama di wilayah utara kota berjuluk Tatar Santri ini. Gadis muda pun menjadi daya tarik dalam bisnis esek-esek, baik di kawasan Vila Kota Bunga atau kawasan prostitusi lainnya di Cianjur.
Baik PSK khusus turis Timur Tengah ataupun mereka yang melayani pria hidung belang dari wisatawan lokal, ternyata mampu meraup uang ratusan ribu rupiah dalam satu malam. Meski di sisi lain, mereka harus mendapatkan perlakuan tak nyaman hingga membagi hasil dengan muncikari.

Salah seorang PSK yang turut diamankan dalam pengungkapan kasus prostitusi turis asing di Kawasan Vila Kota Bunga, mengaku dia dan teman PSK lainnya dibayar Rp 700 ribu untuk sekali bercinta. Biasanya dia dijual oleh mucikari untuk melayani turis asal Timur Tengah.

Rp 700 ribu itu long time, melayani dari malam hingga subuh," ujar gadis muda berusia sekitar 20 tahun itu di Mapolres Cianjur, belum lama ini.

Namun gadis muda yang terbiasa melayani tamu di Kawasan Vila Kota Bunga Desa Batulawang Kecamatan Cipanas itu tak membawa seluruhnya uang tersebut, lantaran masih harus dibagi dengan muncikari yang membawanya dan mencarikan pelanggan untuk dia dan teman-temannya.

"Kalau yang didapat paling Rp 500 ribu, yang Rp 200 ribu dipotong untuk muncikari," ucapnya.

Sama halnya dengan perempuan PSK di kawasan prostitusi lainnya di Kecamatan Pacet. Gadis ini bisa meraup uang hingga ratusan ribu rupiah. Namun uang yang didapatnya tak sebesar PSK di kawasan Vila Kota Bunga.

Pasalnya, perempuan ini hanya melayani pria hidung belang dari dalam kota Cianjur dan wisatawan luar kota. Rata-rata gadis berusia 22 tahun asal Bogor ini diminta melayani untuk waktu singkat. Bayarannya Rp 250 ribu hingga Rp 400 ribu.

Makanya kalau mau dapat lebih, dalam semalam harus melayani lebih dari satu lelaki. Kalau lagi ramai, semalam bisa belasan laki-laki yang dilayani," ungkapnya.

Terkadang ia juga harus tetap melayani tamu saat datang haid. Dia terpaksa minum obat khusus untuk menahan darah haid keluar sebelum bekerja. Efek sampingnya cukup menyiksa.

"Kalau udah kerasa sakitnya dan sedang ada tamu terpaksa ditahan. Melayani sambil menahan perih di bagian perut. Tapi mau bagaimana lagi kalau tidak bekerja kan takut sama bosnya," katanya.

Ternyata dengan tenaganya yang dikuras habis dan harus menderita ketika melayani tamu, tidak lantas membuatnya mendapatkan uang melimpah. Pasalnya, dari hasil yang didapat dari setiap tamu, dia harus membaginya dengan calo dan bos tempatnya bekerja.

"Kalau dapat Rp 250 ribu dari tamu, itu dipotong ke calo dan lainnya. Paling dapatnya hanya Rp 130 ribu dari satu tamu," ujar wanita muda ini.

Pernah terbersit dalam pikirannya untuk berhenti mencari duit dari bisnis seks, namun kondisi orang tua yang tak harmonis dan tidak adanya KTP serta KK, membuat ia belum memiliki pilihan lain. Ia sementara tetap menjadi pekerja seks.(dtk)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita