Babak Baru Saling Sindir Jokowi-Surya Paloh, Ada Apa?

Babak Baru Saling Sindir Jokowi-Surya Paloh, Ada Apa?

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Aksi saling sindir disuguhkan para pelaku politik Tanah Air. Setelah sebelumnya Presiden Joko Widodo menyindir kedekatan Surya Paloh dengan PKS, kini giliran Ketum Nasdem tersebut yang memainkan panggungnya dalam Kongres II dan Harlah ke-8 Nasdem.

"Bantahan atas sindiran Jokowi itu dijawab oleh Surya Paloh di acara Kongres Nasdem. Hal ini seperti gayung bersambut atas semua kepingan puzel yang sedang mewarnai panggung muka perpolitikan Indonesia saat ini," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F. Silaen dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/11).

Menurutnya, tontonan saling sindir koalisi ini terjadi karena adanya residu penyusunan kabinet Indonesia Maju yang tidak memuaskan Nasdem sebagai pengusung Jokowi-Amin.

Tak hanya itu, desas-desus Nasdem mengarah ke oposisi juga disinyalir buntut masuknya Gerindra ke dalam lingkaran istana. Khusus persoalan ini, keresahan tak hanya dirasakan oleh Nasdem, melainkan sebagian besar parpol pendukung pemerintah.

"disrupsi politik sedang terjadi karena bersatunya dua simbol kekuatan politik Tanah Air yang selama dua kali Pilpres bersiteru. Ini sungguh tidak disangka-sangka oleh parpol 'tertentu' di dalam koalisi pendukung Jokowi- Amin," sambung alumni Lemhanaas Pemuda I 2009 itu.

Hal inilah yang membuat peta koalisi pendukung pemerintah melakukan berbagai manuver politik seperti yang dilakukan Nasdem. Tujuannya, jelas Silaen, yakni untuk mencari perhatian khusus Jokowi.

"Babak ini bisa saja akan mengganggu konsentrasi Jokowi atau malah membangunkan sisi lain dari seorang Presiden Jokowi untuk melakukan tindakan-tindakan ekstrem di luar dugaan banyak pihak," paparnya.

Puncaknya di arena Kongres Nasdem. Beberapa kader menyauti pidato Surya Paloh dengan teriakan 'hidup' dan 'merdeka'. Beberapa orang, kata Silaen, bahkan berteriak meminta Nasdem menjadi oposisi dari pemerintahan Jokowi.

Teriakan itu cukup keras di beberapa kesempatan waktu. Politik itu terkadang menguras energi karena seolah-olah mau perang besok tapi terkadang jadi entertaining buat pemirsanya. Yang penting jangan baper dan jangan salah memaknai," tandasnya. [rm]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA