GELORA.CO - Kehidupan orang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak akan pernah lepas dari ancaman teror selama menjalankan tugas memberantas kejahatan rasuah.
Begitu dikatakan mantan Ketua KPK Abraham Samad dalam diskusi bertema 'Menakar Agenda Calon Pimpinan KPK dalam Melindungi Pegawai KPK dan Pegiat Antikorupsi' di Bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (7/8).
"Teror itu sudah seperti sarapan pagi pagi bagi kami, karena setiap hari tidak ada waktu untuk tidak ada teror," ujar Samad.
Sering mengalami teror, lanjut Samad, membuat semua karyawan dan petugas KPK seperti sudah terbiasa. Bahkan, mereka tidak peduli lagi dengan teror.
"Tetapi saking tidak peduli itu, kemudian dia lengah. Nah kejadian ini yang mungkin terjadi sama Mas Novel (penyidik KPK Novel Baswedan," jelasnya.
Novel Baswedan adalah penyidik KPK yang mengalami kejadian penyiraman air keras pada 11 April 2017 silam usai salat subuh di masjid sekitar rumahnya. Hingga saat ini, pelaku penyiraman masih gelap.
Bagi Samad, kejadian-kejadian yang dibiasakan seperti kasus Novel harus bisa dijamin bahwa kejadian tersebut tidak akan pernah terulang lagi.
"Dia sudah biasa dari dulu dengan namanya teror, tapi kemudian terbiasa itu membuat dia lengah," tukasnya.(Rmol)