Kampanye Pertama AHY Buat Prabowo

Kampanye Pertama AHY Buat Prabowo

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Lapangan Sidolig, Bandung, Jawa Barat menjadi saksi kepiawaian Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berpidato. Riuh massa menyambut kehadirannya. Semangat mereka seolah terbakar. Mendengar tiap janji dan harapan yang terlontar.

Acara kampanye gabungan partai koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga Uno dimulai jam 9 pagi pada Kamis, 28 Maret 2019. Sudah sejak pagi massa telah hadir. Mereka berbondong-bondong datang dari pelbagai penjuru Bandung Raya. Memenuhi tiap penjuru lapangan. Penasaran ingin melihat dan mendengar para tokoh berbicara.

Dalam kampanye itu, Prabowo hadir terakhir. Para elit partai koalisi sudah siap di atas panggung. Mereka di antaranya, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Sekjen PAN Eddy Suparno yang kompak menggunakan pakaian serba biru. Selanjutnya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul, kader PKS sekaligus Mantan gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan pun senada mengenakan pakaian putih.

Hadir pula Sekjen Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso, bersama Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal. Di atas panggung juga berdiri banyak elit Partai Demokrat Selain AHY, Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan bersama Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Nahrowi Ramli alias Nara.

Kehadiran AHY hari itu dirasa spesial. Untuk pertama kalinya dia mengampanyekan Prabowo-Sandiaga dalam kampanye akbar. Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat itu mengenakan kemeja lengan panjang biru, dan dihiasi pin lambang partai demokrat di dada sebelah kiri.

Sekitar pukul 10 pagi, Prabowo hadir mengenakan pakaian safari krem dipadu dengan jeans serta topi koboi dan kacamata. Teriakan mengiringi kedatangan mantan Pangkostrad itu ke tengah para pendukung. Sambutan pun makin keras terdengar.

Prabowo sempat turun panggung untuk menyapa langsung para pendukung. Menyalami mereka atau berfoto bersama. "Prabowo, Prabowo, Prabowo," teriak para pendukung menyambut calon presiden tersebut.

Sekitar 20 menit kemudian, pembawa acara memberi kesempatan AHY untuk memulai orasi politik. Dia sebagai pembuka. Bergegas berdiri, dia langsung berjalan ke arah bibir panggung. Menyapa para pendukung sambil mengangkat kedua tangan dan memberi kode jari jempol telunjuk sebagai tanda dukungan buat Prabowo-Sandiaga.

Setelah memanaskan massa di depannya, AHY memulai pidatonya. Di awali dengan ucap syukur bisa hadir di Bandung untuk bisa memenangkan Prabowo-Sandi. AHY pun memperkenalkan dirinya kepada para pendukung dan simpatisan sebagai perwakilan Partai Demokrat yang mendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut 02.

"Alhamdullilah, Puji syukur yang Maha Kuasa, karena hari ini kita sama-sama berkumpul di kota yang sangat kita cinta, Bandung untuk bisa memenangkan 02 Prabowo-Sandi," teriak AHY. Tak lupa menitipkan salam pula dari SBY dan Ani Yudhoyono. Serta meminta doa, agar sang ibunya segera pulih.

AHY di Rapat Akbar 02 2019 Merdeka.com/Nuryandi Abdurohman


Sebelum menceritakan soal Indonesia, AHY pun mengungkit masa kejayaan SBY ketika memimpin selama 10 tahun sebagai presiden. Serta menceritakan Kota Kembang itu memiliki banyak kenangan manis. Mulai mengenyam pendidikan hingga mendapatkan Anisa Pohan yang kini jadi istrinya. Semua terjadi di Bandung.

Dia pun bercerita selama dua tahun setelah gagal mendapatkan posisi jabatan gubernur DKI Jakarta, sering berkeliling Indonesia untuk mendengarkan aspirasi dan permasalahan rakyat. Mulai dari harga bahan pokok yang melonjak, listrik hingga harga bahan bakar minyak (BBM) yang mencekik rakyat. Termasuk keadilan yang belum merata. Karena itu, AHY yakin untuk mencari keadilan, partainya mendukung penuh Prabowo-Sandi.

"Indonesia harus jadi negara yang adil, kami dukung penuh Prabowo-Sandi jadi Presiden lima tahun mendatang," teriak AHY.

Dalam kampanye itu, banyak pujian dilontarkan kepada Prabowo. Menurut AHY, Partai Demokrat yakin Prabowo-Sandi bisa menjalankan banyak progra, prioritas partainya. Terutama untuk mengurangi kemiskinan di masyarakat. Dirinya juga optimis itu bisa terjadi bila dukungan dari masyarakat deras untuk Partai Demokrat.

Sebagai ikon baru Partai Demokrat, dia yakin di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto program di masa SBY bisa diteruskan. Seperti bantuan langsung tunai (BLT), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), hingga subsidi pupuk.

"Kalau masih dirasakan perlu jangan salah pilih. Pilih 02 dan Demokrat nomor 14. Kami akan yakinkan akan diwujudkan untuk rakyat," ungkap AHY dengan teriakan semangat.

Dengan suara lantang, AHY meyakinkan rakyat untuk memilih 02 pada Pemilu Serentak 17 April 2019 nanti. Dia percaya akan ada perubahan lebih baik untuk membangun masa depan yang berkelanjutan. Demokrat, kata dia, bakal mengawal pembangunan dengan konsisten serta menjaga NKRI.

"Kami yakin Prabowo kan mampu bawa perubahan untuk Indonesia lebih baik ke depan melalui pembangunan yang berkelanjutan," ungkap AHY.

Di akhir orasi politiknya, AHY meminta kepada warga Bandung untuk hadir ke TPS pada 17 April, dan memilih Demokrat serta Prabowo Sandi. "Menangkan 02 Prabowo-Sandi dan mudah-mudahan kita yang hadir selalu dapat perlindungan Allah," ujar AHY.

Usai pidato, AHY menghampiri Prabowo sambil memberi hormat. Prabowo berdiri. Memberi hormat juga kepada politikus muda itu. Mereka lalu berpelukan. Ekspresi keduanya tampak bahagia berada di atas panggung, di hadapan massa pendukung.

Strategi Rel Ganda

AHY sebagai Komandan Kogasma Partai Demokrat sebelumnya sudah berkeliling daerah dalam rangka kampanye akbar yang dimulai pada 24 Maret 2019. Di mulai dari Ciracas, Jakarta Timur, Madura, Jawa Timur, Bandung, Sumedang, hingga Serang, Banten.

Di setiap daerah tidak banyak berubah dari penampilan AHY. Selalu mengenakan kemeja biru dan pin logo Demokrat di dada kirinya. Namun, gaya politik di Bandung berbeda. Selama safari politik AHY di daerah lain sama sekali tidak mengkampanyekan Prabowo-Sandiaga. Teriakan AHY sebagai calon presiden 2024 dan 'Demokrat menang' justru lebih mendominasi.

Justru di setiap daerah dikunjungi pun selalu memutar video rekaman SBY menyapa rakyat. Dirinya juga fokus meminta dukungan untuk para caleg partainya dari tingkat kabupaten/Kota, Provinsi, hingga Pusat. Berkali-kali dia juga menyinggung kembali prestasi 10 tahun pemerintahan SBY serta 14 prioritas partai Demokrat. Kemudian, dia juga berharap partainya bisa memenangkan pemilu 2019 untuk menuju 2024.

"Partai Demokrat harus menang kali ini, supaya ada kader Partai Demokrat yang berkontestasi di Pilpres 2024," ucap AHY di Gelanggang Olahraga Maulana Yusuf, Serang, Banten pada Sabtu pekan lalu.

Ada alasan tersendiri bagi Partai Demokrat tidak mengampanyekan Prabowo-Sandiaga di tiap kampanye. Mereka menerapkan strategi rel ganda. Cara ini dipakai lantaran Pileg dan Pilpres digelar bersamaan. Membuat dilema tersendiri.



Dalam survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS), tingkat elektabilitas parpol tertinggi pada Pemilu 2019 masih ditempati Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebesar 25,9 persen. Selanjutnya disusul peringkat ke-2 Partai Gerindra 13,3 persen, dan Golkar 9,4 persen.

Selanjutnya di posisi ke-4 ada PKB dengan tingkat elektabilitas sebesar 7 persen. Disusul Demokrat 5,5 persen, PKS 4,6 persen, Nasdem 4,3 persen, PPP 3 persen, PAN 2,5 persen dan Perindo 1,1 persen.

Survei ini dilakukan di 34 provinsi di seluruh Indonesia pada periode 15-22 Maret 2019. Survei ini menggunakan sampel sebanyak 2.000 orang kemudian divalidasi menjadi 1.960 orang dengan margin of error sebesar 2,21 persen.

Kondisi itu sudah disadari Partai Demokrat sejak awal. AHY menegaskan tidak mau tidak ingin koalisi Pilpres banyak menjadi 'gimmick politik' untuk memperlihatkan bahwa tim solid. Padahal banyak partai justru bingung dengan keadaan elektabilitas. Semua ini hampir terjadi di tiap partai koalisi di kubu 01 maupun 02.

Partai Demokrat, kata dia, tak ragu bersuara lantang ke publik memakai strategi rel ganda. Tak peduli walau disindir main dua kaki. Meski AHY menegaskan bahwa dukungan kepada Prabowo-Sandiaga sudah diteken sejak awal komitmen. Adapun pilihan cara politik ini dianggap merupakan konsekuensi dari sistem Pemilu Serentak dengan menggunakan ambang batas.

"Kami memilih untuk menjalankan strategi rel ganda secara proporsional dan saya bisa berani mengatakan Partai Demokrat paling berani menyuarakan itu ke publik," tegas dia.

Dalam pandangannya, banyak partai politik belum memahami konsekuensi daro Pemilu Serentak. Padahal bisa saja partai tersebut justru tergerus elektabilitasnya lantaran tidak merasakan efek ekor jas. Padahal sejauh ini hanya PDIP dan Partai Gerindra yang merasakan langsung efek tersebut.

Walau tuduhan dua kaki kerap diterima, AHY yakin banyak kader Partai Demokrat di daerah sudah mengampanyekan Prabowo-Sandiaga. Namun, dia menegaskan bahwa partainya tidak hanya menggantungkan cita-cita kepada capres-cawapres yang didukung. Karena selama ini pihaknya memiliki gagasan dan harus diperjuangkan.

"Sebagai partai yang punya entitas kok kaya enggak punya program, gagasan. Mohon maaf kami ingin ada sesuatu yang mau ditawarkan," ujar AHY menerangkan.[mdk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita