Elektabilitas Tertinggal 3,90% dari Prabowo, Survei LSPI: Petahana Sulit Rebound

Elektabilitas Tertinggal 3,90% dari Prabowo, Survei LSPI: Petahana Sulit Rebound

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Lima hari jelang Pilpres 17 April 2019, hasil survei terbaru Lembaga Survei Pembangunan Indonesia (LSPI) menunjukkan bahwa, terjadi arus deras aliran dukungan suara pada paslon nomor 02, Prabowo Subianto.

Saat ini, tingkat elektabilitas Prabowo-Sandi sebesar 48,55%, sedangkan paslon petahana 44,63%. Sementara mereka yang belum menentukan pilihan (swing voter) tapi akan berpartisipasi pada Pillpres sekitar 6,80%.

Kepala Litbang LSPI Febra Anugrah mengatakan survei tersebut dilakukan di 34 Provinsi seluruh Indonesia pada 22 s/d 30 Maret 2019. 

Survei dilakukan secara propforsional di 34 Provinsi kepada warga yang punya hak pilih dalam Pilpres 17 April 2019, yaitu mereka yang telah berusia 17 tahun atau sudah menikah dan terdaftar di KPU sebagai pemilih ketika survei dilakukan. 

Febra Anugrah menegaskan, hasil sangat ketat ini merupakan modal awal bagi capres dan cawapres Prabowo-Sandiaga dalam memenangkan pertarungan. 

"Sementara pasangan Jokowi-Ma"ruf tertinggal sekitar 3,90% sulit untuk menaikkan elektabilitas atau rebound. Perbedaan tingkat elektabilitas dibawah 10% yang dihadapi figur incumbent dapat disimpulkan sulit untuk mengejar dan mengungguli elektabilitas dari paslon nomor 02 Prabowo-Sandi," papar Febra, Jakarta, Jumat (12/4/2019).

Dia menyebut, bahwa penyebaran wilayah di 50% perkotaan dan 50% pedesaan.

Jumlah sample responden yang di ambil sebanyak 2100. Sedangkan penentuan responden dilakukan secara random sistematis, dengan margin error + 2,4 % pada tingkat kepercayaan 95%. 

Penarikan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling elektabilitas Prabowo-Sandiaga bertengger di angka 48,55% dampak bahwa sosok Prabowo-Sandi dipandang mampu memperbaiki kondisi ekonomi saat ini, menginginkan sebuah perubahan dan figur presiden baru, serta memiliki karakter tegas dan berwibawa. [ts]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita