Sebut Jenazah sebagai Barang, Kepala BBPJN Nyaris Diamuk Keluarga Korban Nduga

Sebut Jenazah sebagai Barang, Kepala BBPJN Nyaris Diamuk Keluarga Korban Nduga

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Beberapa keluarga korban penembakan di Nduga, Papua, mengamuk, Jumat (7/12/2018). Mereka tersinggung gara-gara salah ucap Kepala BBPJN Papua, Orman Marbun.

Peristiwa itu terjadi dalam negosiasi santunan yang akan diberikan perusahaan. PT Istaka menyiapkan total santunan Rp24 juta.

Rinciannya, uang duka Rp16,2 juta, santunan Rp4,8 juta, dan pengganti biaya pemakaman Rp3 juta. 

Salah seorang keluarga korban, Samuel menganggap total santunan itu tidak wajar. Ia berharap agar pihak perusahaan bisa mempertimbangkan permintaan keluarga untuk dapat memberikan santunan dalam jumlah yang wajar.

Perwakilan PT Istaka Karya menyatakan jumlah tersebut telah sesuai dengan peraturan. Perusahaan berdalih peristiwa itu tidak masuk dalam kategori kecelakaan kerja karena terjadi ketika pekerja sedang beristirahat.

Namun, perwakilan keluarga ngotot bahwa peristiwa yang terjadi masuk dalam kategori kecelakaan kerja. Adu mulut pun tak terhindarkan saat Kepala Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah Papua Osman Marbun mempertanyakan status peserta negosiasi.

Kericuhan itu dipicu pernyataan Osman bahwa pihaknya sudah payah mengambil "barang" dari dalam hutan. Barang yang dia maksud adalah jenazah para korban.

"Itu bukan barang, itu manusia. Kenapa kau bilang itu barang?" kata seorang keluarga korban seperti dikutip dari Antara. Untuk menghindari amuk keluarga korban, Osman langsung dievakuasi. [rky]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita