GELORA.CO - Pengambilalihan saham Freeport ramai diperbincangkan sejumlah tokoh di media sosial. Awalnya, Mahfud MD bicara lanjang lebar soal 51 persen saham Freeport.
Kicauan Mahfud ini dikomentari Rizal Ramli yang menilai apa yang diucapkan Mahfud sebatas kacamata dari luar, normatif.
“Sahabat sayanPak @mohmahfudmd hanya lihat dari luar dan secara normatif. Kontrak Kedua Freeport 1991 cacat hukum, krn ada penyogokan thd Mentri Pertambangan Indonesia,” kata Rizal di akun @RamliRizal.
Pernyataan Rizal diakui oleh Mahfud MD sendiri. Ia merasa kalau penilaian dirinya soal kepemilikan saham 51 persen melalui kacamata normatif.
“Sahabat sy Pak RR betul, sy berbicara normanya. Krn disitulah simpul problemnya. Tp Pak RR kan pernah di posisi penting. Kalau tahu ada cacat hukum atau penyogokan saat itu, mengapa saat Anda jd menkeu tak anda selesaikan? Jawabannya, tentu, krn masalahnya tak semudah itu,” tulis Mahfud.
Kemudian, seorang netizen yang diketahui sebagai pendukung Jokowi menyerang Rizal. Dia menyebut Rizal takut lapor soal adanya cacat hukum dalam kontrak Freeport tahun 1991.
.... Lah waktu itu thn 1991 kalo @RamliRizal .melaporkan bahwa ada penyogokan menteri pertambangan..... Saya yakin Pak Rizal Takut karena kalo berani lapor pasti akan lenyap tinggal nama...!!!— Hud Attamimi (@hudattamini) 22 Desember 2018
Tak disangka, kicauan Hud Attamimi ini ditanggapi langsung oleh Rizal Ramli (RR). RR keluarkan jurus “kepret” dengan menyebut “jangan asal jeplak”. Kemudian RR menjelaskan singkat kepada netizen tersebut.
Mas jangan asal nyeplak 😀😆Yg buka skandal kontrak Freeport 2 1991 adalah RR dalam laporan Econit yg d release tahun 1996. Jadi HL waktu itu. RR diperiksa di Kejagung. Ratusan kawan2 Papua, pake koteka, bela RR di Kejagung 🙂🙏 Sahabat RR, Prof Jeffrey Winter ikut diperiksa: https://t.co/5E7huBZTpf— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) 22 Desember 2018
[SR]