Pemerintah Tersandera Gelombang Investasi Dan Utang, Tak Bersuara Soal Muslim Uighur

Pemerintah Tersandera Gelombang Investasi Dan Utang, Tak Bersuara Soal Muslim Uighur

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Protes dan kekecewaan muncul dari banyak kalangan terkait tidak adanya sikap tegas dari pemerintah menyangkut penindasan penduduk muslim Uighur di China.

Jurubicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, KH Irfan Yusuf alias Gus Irfan ini mengatakan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam terbesar harus mengambil peranan penting. Ormas yang berdiri sejak tahun 1926 itu harus angkat bicara soal Uighur.

"NU sebagai ormas Islam terbesar kok tidak bersuara sama sekali, sementara Muhammadiyah sudah berteriak soal ini. Saya berharap NU juga ikut bersuara soal ini. Supaya didengar pemerintah China. Kalau Muhammadiyah ngomong, NU ngomong, mau tidak mau pemerintah juga harus ikut ngomong tanpa mempertimbangkan utang dan sebagainya," kata Gus Irfan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/12).

Cucu pendiri NU ini mengaku khawatir, rakyat Indonesia yang mayoritas Muslim akan menyampaikan sikap dengan caranya sendiri bila pemerintah Jokowi lamban bersikap atas derita Muslim Uighur.

"Pemerintah sekarang itu tersandera oleh gelombang investasi dan utang itu, sehingga tidak berani menyuarakan sesuatu yang berkaitan dengan China," tegasnya.

Sebagai pihak yang peduli terhadap isu kemanusiaan dan berpihak kepada Muslim, Gus Ifan memastikan Prabowo-Sandi Akan terus menyuarakan agar pemerintah dan dunia internasional mendesak pemerintah China segera menghentikan diskriminasi terhadap etnis minoritas Muslim Uighur.

"Kalau pemerintah tidak respon terhadap isu minoritas Muslim Uighur ini, saya khawatir masyarakat sendiri yang merespon," demikian Gus Irfan.  [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita