Pemerintah Malaysia Gagal Jelaskan ICERD sehingga Dicap Antimuslim

Pemerintah Malaysia Gagal Jelaskan ICERD sehingga Dicap Antimuslim

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Berkumpulnya massa untuk berdemonstrasi di Merdeka Square, Kuala Lumpur, Malaysia beberapa waktu lalu menuai respons dan pro-kontra. Salah satu figur tokoh penasihat DAP, Partai Demokrasi di Malaysia, Lim Kit Siang menilai bahwa aksi yang diadakan pada 8 Desember 2018 secara besar-besaran itu merupakan kemunduran bagi Pakatan Harapan atau PH, koalisi partai pemerintah negara itu untuk memulai sebuah Malaysia baru.

Dikutip dari laman Malaymail, Lim Kiat Siang menilai bahwa aksi massa menolak Konvensi Internasional PBB Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Ras (ICERD) tidak akan terjadi apabila pemerintah Malaysia bisa mengirimkan pesan dengan tepat dan meyakinkan dengan cara yang efektif soal pentingnya ICERD ini yang telah diratifikasi di sebagian besar negara anggota PBB tersebut.

"Jelas sekali bahwa penyelenggara aksi rally anti-ICERD ini tidak ingin sebuah Malaysia yang baru," kata Lim Kit Siang.

Diketahui bahwa massa yang diklaim lebih dari 500 ribu orang walau menurut keterangan Polisi Malaysia sekitar 55.000 orang berkumpul dan melakukan aksi menolak ICERD di kawasan Dataran Merdeka atau Merdeka Square di Malaysia. Aksi ini juga diketahui dimotori Partai Islam di Malaysia, PAS dan Partai Umno. Dalam aksi itu diketahui hadir antara lain para pemimpin oposisi pemerintah Malaysia seperti mantan PM Datuk Seri Najib Razak, Ketua Umum Umno Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi dan Ketua Umum PAS, Datuk Seri Abdul Hadi Awang.

Massa meminta agar pemerintah Malaysia tidak meratifikasi International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination (ICERD) karena ratifikasi konvensi itu melalui undang undang dianggap akan mengurangi hak dan segala keistimewaan mereka sebagai masyarakat Melayu yang menyebut diri sebagai pribumi.

Sementara Lim Kiat Siang menilai bahwa pemerintah Malaysia seharusnya bisa menyampaikan dengan benar dan strategis bahwa ratifikasi ICERD tak berarti anti-Melayu dan antimuslim.

"Seharusnya Pakatan Harapan bisa mencegah penyelenggara aksi ini membajak makna dan membelokkan pesan politik yang jadi racun dan tak bisa dipertanggungjawabkan soal isu anti-Melayu, antimuslim dan antipemimpin Melayu," kata Lim Kiat Siang.

Kepala Polisi Malaysia, Datuk Seri Mazlan Lazim menyatakan bahwa aksi tersebut untungnya berjalan dengan lancar tanpa ada keributan. Disebutkannya, perkiraan massa yang hadir 55.000 orang. [vva]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita