TKN: Jokowi-Ma’ruf Tak Perlu Rangkul Ulama Berpengaruh

TKN: Jokowi-Ma’ruf Tak Perlu Rangkul Ulama Berpengaruh

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengaku belum menyerah merangkul suara para tokoh agama yang dinilai berpengaruh berdasarkan survei LSI Denny JA. Meski tak merinci dengan cara apa kubu Jokowi-Ma'ruf akan menggaet tokoh agama, Hasto berjanji tetap merangkul. 

"Nanti kami galang, ya, kecuali Habib Rizieq karena ada di Arab," kata Hasto singkat di Gedung DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat. 

Sementara anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Eva Kusuma Sundari menilai pengaruh survei LSI harus dikaji lebih mendetail. Meski kelima tokoh dianggap berpengaruh, belum tentu pengaruhnya terkait dengan pandangan politik. 

"Itu, kan, soal selera. Dari hasil penelitian lain menunjukkan pemilih itu makin independen. Belum tentu mendengarkan Pak Somad, lalu pilihannya sama dengan Pak Somad," kata Eva pada reporter Tirto. 

Eva mengatakan umat Islam punya referensi pilihan politik yang lebih banyak daripada sekadar mengikuti ustaz yang mereka gemari. Ini karena Ustaz Somad dan tiga tokoh lainnya belum ikut mengkampanyekan salah satu calon presiden dan wakil presiden. Sejauh ini, hanya Rizieq yang punya kecenderungan mendukung Prabowo-Sandiaga. 

Berbeda dengan Hasto, menurut Eva, Jokowi-Ma’ruf tidak perlu merangkul ulama yang dianggap berpengaruh bagi masyarakat yang disebut dalam survei LSI Denny JA. Ini karena Jokowi-Ma’ruf, kata dia, seharusnya tak mengedepankan politik identitas dan mempolitisasi agama. 

“Kami welcome kalau mereka mau bergabung. Tapi tentu, kan, terpilihnya mereka memberikan dukungan itu, kan, karena alasan rasional, bukan agar pemilih Islam pilih Jokowi-Ma’ruf. Enggak mungkin. Pemilih itu sudah punya referensi sendiri,” kata Eva. 

Eva yakin basis massa NU yang dimiliki pasangan Jokowi-Ma’ruf dapat memenangkan Pilpres 2019, apalagi kader NU tersebar di daerah yang paling banyak penduduknya di Indonesia. 

“Kader NU sebetulnya banyak berpusat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kalau Jawa Barat tentu lain, tapi kalau Jawa Tengah, Jawa Timur itu, kan, nanti bisa kita lihat,” kata dia. [tid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita