AEPI: Teori Baru Jokowi, Pertumbuhan Ekonomi Turun - Pengangguran Juga Menurun

AEPI: Teori Baru Jokowi, Pertumbuhan Ekonomi Turun - Pengangguran Juga Menurun

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Selama pemerintahan presiden Joko Widodo, terjadi penurunan pengangguran secara drastis selama empat tahun terakhir. Padahal pertumbuhan ekonomi bisa dikatakan stagnan atau bahkan menurun.

“Hebat memang Pemerintahan Jokowi, angka pengangguran terbuka selama 4 tahun terakhir menurun drastis. Lebih hebat lagi angka pengangguran menurun disaat pertumbuhan ekonomi menurun. Jadi ini teori ekonomi baru, pertumbuhan menurun membawa berkah pengangguran menurun,” ujar analis AEPI, Salamuddin Daeng di Jakarta, Jumat (16/11).

Sebelumnya, dalam sidang tahunan, Jokowi mengatakan “Alhamdulillah dengan kerja bersama, tingkat pengangguran terbuka semakin menurun dari 5,70% menjadi 5,13%. Untuk mencapai kesejahteraan, kita ingin makmur bersama, sejahtera bersama,” ujar Jokowi dalam Sidang Tahunan di Gedung MPR, Jakarta, Kamis (16/8/2018)

Bayangkan pengangguran di Indonesia sekarang tinggal 5,3 %. Jauh menurun dibandingkan era pemerintahan sebelumnya rata rata di atas 6%. Padahal pertumbuhan ekonomi Indonesia era Jokowi jauh di bawah pak SBY. Rata rata pertumbuhan ekonomi era sebelumnya adalah di atas 6%, sementara di masa Jokowi hanya tumbuh 4-5%.

“Lebih hebat lagi pengangguran di Indonesia sudah mengalahkan negara negara industri maju. Sebagaimana diketahui angka pemgangguran di Eropa jauh di atas Indonesia. Unemployment rate atau pengangguran di Spain15.2%, Italy10.9%, France9.2%, Croatia9.2%, Euro area 8.3%, Cyprus 8.2%, Finland 7.6%, Latvia 7.4%.,” terangnya.

Menurutnya, Indonesia kebalikan dari negara Eropa yang saat ini menjadi teori ekonomi baru. Mereka ternyata tidak perlu membangun industri dan mandiri pertanian untuk mengatasi pengangguran. Sebagaimana diketahui Eropa mandiri pertanian dan tidak bergantung impor. Sementara Indonesia 60% pangan impor. Indonesia juga sudah setara dengan China dalam hal angka pengangguran yakni 5%. China sebagai ekportir terbesar bagi Indonesia dan indonesia mengalami defisit perdagangan permanen terhadap China. Lebih hebat lagi angka pengangguran di Indonesia menurun di tengah pelemahan daya beli masyarakat dalam beberapa tahun terakhir yang ditunjukkan inflasi rendah di tahun 2018. Ini juga teori baru, daya beli rendah menyebakan pengangguran menurun.

Lebih mantap lagi pengangguran menurun di saat Indonesia indonesia mengalami defisit perdagangan, defisit jasa jasa dan defisit migas, indonesia mengimpor barang dan jasa jasa termasuk tenaga kerja dari luar. Ini juga teori baru di alam dunia ini bahwa defisit ekonomi memberi berkah pengangguran turun.

“Entahlah mungkin rakyat Indonesia mengerjakan sesuatu yang tidak lazim di dunia. Kelaziman dalam mengatasi oengangguran adalah dengan memperkuat pertanian, membangun industri yang kuat dan meningkatkan kualitas jasa jasa. Semua bagian itu kita merosot. Jadi apa yang terjadi di indonesia pengangguran turun harus menjadi contoh bagi dunia, dunia bisa belajar ke Indonesia,” pungkasnya. [akt]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita