GELORA.CO - Analis kebijakan publik dan pakar transportasi Agus Pambagio terus menyoroti proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh, yang menurutnya sejak awal penuh kejanggalan.
Dalam Seri Diskusi Kebangsaan yang digelar Strategi Institute dengan tema “Skandal Whoosh Pintu Masuk Bongkar Korupsi Jokowi” di Gedung Gerakan Bhineka Nasionalis (GBN), Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 November 2025, Agus mengaku sudah hampir seratus hari terus-menerus menyuarakan kritik terhadap proyek strategis nasional itu.
“Hari ini hari ke-97 saya bicara soal Whoosh. Sedikit melelahkan, tapi ya risiko,” ujar Agus membuka pemaparannya.
Menurutnya, kejanggalan proyek ini sudah tampak sejak awal perencanaannya, ketika pemerintah tiba-tiba mengalihkan proyek dari Jepang ke China meski Jepang telah menyiapkan studi dan rancangan yang matang.
“Secara kriminal mungkin tidak salah, tapi secara etika kebijakan itu tidak elok. Jepang sudah siap, sudah menyusun studi lengkap. Tapi tiba-tiba berubah begitu saja,” ujar Agus.
Ia juga menceritakan pernah dipanggil pemerintah saat itu setelah kritiknya soal proyek Whoosh mulai menarik perhatian publik.
Dalam pertemuan itu, ia menegaskan bahwa dirinya mendukung kemajuan teknologi, namun tetap menolak keputusan yang dianggap tidak tepat.
“Saya ditanya apakah saya mendukung teknologi. Saya bilang mendukung. Tapi mendukung teknologi bukan berarti membenarkan keputusan yang bermasalah,” ujarnya.
Agus kemudian menyoroti sejumlah persoalan yang muncul selama pengerjaan proyek, mulai dari pembengkakan biaya (cost overrun), perubahan spesifikasi teknis, hingga pembayaran lahan dan subkontraktor yang belum tuntas.
“Anggarannya keluar, tapi ada tanah dan subkontraktor yang belum dibayar. Itu saja sudah bicara banyak,” kata Agus.
Ia bahkan menyebut proyek kereta cepat ini sebagai proyek yang busuk sejak awal.
“Saya bilang proyek ini busuk sejak awal. Kalau sudah busuk di depan, kenapa diteruskan? Harusnya ditolak. Tapi tetap jalan. Itu masalahnya,” katanya.
Agus menutup pemaparannya dengan pernyataan bahwa jika proyek ini benar-benar diusut secara tuntas, dampaknya akan meluas ke banyak pihak.
“Kalau ini dibuka, banyak yang kena. Pertanyaannya cuma satu: berani atau tidak,” katanya lagi.
