Kok Bisa Kiai NU Tak Masuk Survei Ulama Berpengaruh LSI?

Kok Bisa Kiai NU Tak Masuk Survei Ulama Berpengaruh LSI?

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin aktif menggaet dukungan para ulama, terutama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Namun, berdasarkan survei LSI Denny JA yang dirilis, kemarin (14/11), tak satu pun pengurus PBNU masuk daftar lima tokoh agama berpengaruh bagi masyarakat.

Menurut survei itu, lima tokoh agama paling berpengaruh, antara lain: Abdul Somad, Arifin Ilham, Yusuf Mansur, Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), dan Rizieq Shihab. Survei digelar 10-19 Oktober 2018 dengan melibatkan 1.200 responden dan dilakukan dengan kuesioner secara tatap muka. 

Ketua Media Centre Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin menegaskan terpilihnya Rizieq sebagai salah satu tokoh agama paling berpengaruh tidak dapat dipisahkan dari kemampuannya mengonsolidasikan pengikutnya. 

Salah satu buktinya, kata Novel, saat Rizieq menjadi pimpinan Aksi Bela Islam 212 di Jakarta pada 2 Desember 2016. Aksi yang diklaimnya dihadiri jutaan orang itu menyambut baik Rizieq sebagai orator di atas panggung yang ada di Monumen Nasional (Monas). 

"Rizieq Shihab didaulat mayoritas umat Islam di Indonesia sebagai imam besar karena dalam sejarahnya dengan izin Allah mengumpulkan manusia sampai 8 juta orang," kata Novel pada reporter Tirto, Kamis (15/11/2018). 

Meskipun pentolan Front Pembela Islam (FPI) itu berada di Arab Saudi, Novel mengklaim, suara Rizieq tidak bisa disepelekan kubu Jokowi. Menurut dia, Rizieq masih bisa mengimbau pengikutnya yang berada di Indonesia.

"Habib Rizieq Shihab sangat berpengaruh dan bisa menentukan arah kemenangan," kata Novel. 

Novel tidak menampik strategi Jokowi menggandeng Ma'ruf sebagai cawapres membuat banyak kader NU merapat ke calon petahana itu. Namun, ia meyakini dukungan itu tak berpengaruh banyak, apalagi tidak semua kader NU mendukung paslon nomor urut 01. 

Direktur Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai keputusan Jokowi memilih Ma’ruf tak dapat dilepaskan dari faktor “pemilih Muslim.” Dengan dipilihnya Ma’ruf, kata Ujang, barisan struktural NU diharapkan berada di barisan calon petahana itu.

Meski begitu, Ujang menjelaskan, pemilih Muslim sangat beragam dan tak semuanya terpengaruh ketokohan Ma’ruf. Ketua Umum MUI itu bahkan kalah populer dibanding sejumlah ustaz yang sering muncul di media sosial dan berdasarkan survei LSI Denny JA cukup berpengaruh di masyarakat. 

"Pemilih itu sangat independen. Meski Ma’ruf berhasil membuat pejabat struktural NU memilih Jokowi, tetapi ternyata yang populer malah mereka yang di luar struktural NU, ini kemudian menjadi kesulitan," kata Ujang pada reporter Tirto. [tid]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA