Parade Tauhid di Solo Bakar Bendera Palu Arit, Ini Alasan Panitia

Parade Tauhid di Solo Bakar Bendera Palu Arit, Ini Alasan Panitia

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ribuan orang mengikuti parade tauhid yang dipusatkan di kawasan Gladag, Solo, Minggu (25/11/2018). Dalam acara tersebut, panitia melakukan aksi membakar bendera bergambar palu arit. Ini alasan panitia tentang aksi itu.

Bendera warna merah dengan simbol palu arit itu dibentangkan di kedua sisinya. Panitia kemudian menyalakan api kecil di bawah dan membakarnya perlahan.

Humas panitia, Endro Sudarsono, mengatakan aksi pembakaran sudah disiapkan sebagai salah satu rangkaian acara. Hal tersebut dilakukan untuk menunjukkan bendera mana yang boleh dibakar.

"Komunis di Indonesia kan dilarang. Jadi boleh kalau membakar bendera palu arit. Jangan membakar bendera tauhid," kata Endro saat dihubungi detikcom.

Dia pun menyinggung kasus pembakaran bendera tauhid dalam acara Hari Santri di Garut beberapa waktu lalu. Menurutnya, aksi pembakaran tidak relevan dengan inti acara.

"Kalau kita kan acaranya bela tauhid dalam rangka Maulid Nabi Muhammad, memang relevan," ujarnya.

Adapun parade diawali dengan aksi longmarch dengan membawa bendera warna hitam dan putih bertuliskan kalimat tauhid. Tak hanya bendera tauhid, mereka juga mengibarkan bendera merah putih. 

Tampak pula banyak peserta yang mengenakan topi dan ikat kepala bertuliskan kalimat tauhid. Aksi bertajuk Seribu Mujahid Seribu Bendera Tauhid itu diikuti mulai dari anak-anak hingga orang tua asal Solo dan sekitarnya.

Longmarch digelar dengan rute Gladag-Jalan Jenderal Sudirman-Jalan Ronggowarsito-Jalan Kartini-Jalan Slamet Riyadi dan kembali ke Gladag. 

Setelah rombongan sampai di titik kumpul, panitia memulai acara tabligh akbar. Para pengisi tausiyah, antara lain Muinuddinillah Basri dan Mudrick Sangidu. [dtk]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA