Kunjungi Pulau Terlarang, Turis Asal AS Tewas Dipanah Suku Tradisional

Kunjungi Pulau Terlarang, Turis Asal AS Tewas Dipanah Suku Tradisional

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Seorang turis Amerika Serikat (AS) tewas dibunuh oleh masyarakat lokal tradisional  setelah mengunjungi kepulauan terpencil di India, Andaman dan Nicobar yang terlarang. Nelayan yang membawa turis itu ke sana mengatakan bahwa korban tewas setelah ditembak dengan panah oleh masyarakat asli pulau dan mayatnya ditinggalkan begitu saja di pantai.

Diwartakan BBC, Kamis (22/11/2018), korban diidentifikasi sebagai John Allen Chau, pria berusia 27 tahun asal Alabama, AS. Berdasarkan pihak berwenang, Chau tewas dibunuh suku Sentinel di Pulau Sentinel Utara yang terlarang setelah dia diantarkan secara ilegal oleh beberapa nelayan.

Kontak dengan suku-suku Andaman yang hidup terisolasi dan terancam punah adalah ilegal karena mereka berisiko terpapar penyakit dari luar. Suku Sentinel yang tinggal di sana benar-benar terputus dari peradaban dan jumlahnya hanya tersisa antara 50 sampai 150 jiwa.

Polisi mengatakan telah menahan tujuh nelayan yang secara ilegal membawa Chau ke pulau tersebut.

Berdasarkan salah seorang sumber kepolisian, Chau sebelumnya pernah berkunjung ke kepulauan itu dan memiliki keinginan kuat untuk bertemu dengan suku Sentinel. Sementara media lokal melaporkan bahwa Chau ingin bertemu dengan para Sentinel untuk menyiarkan agama Kristen kepada mereka.

Namun, media sosial Chau menunjukkan bahwa dia bukan seorang misionaris melainkan seorang petualang dan wisatawan.

"Polisi mengatakan Chau sebelumnya telah mengunjungi pulau Sentinel Utara sekitar empat atau lima kali dengan bantuan nelayan setempat," kata Subir Bhaumik, seorang jurnalis yang telah meliput kepulauan itu selama bertahun-tahun, kepada BBC Hindi.

INSTAGRAM/JOHN CHAU

"Jumlah orang yang tergabung dalam suku Sentinel sangat rendah, mereka bahkan tidak mengerti bagaimana cara menggunakan uang. Bahkan sebenarnya ilegal untuk memiliki semacam kontak dengan mereka."

Pada 2017, Pemerintah India juga mengatakan bahwa mengambil foto atau membuat video suku Andaman asli akan dihukum dengan hukuman penjara hingga tiga tahun.

Kantor berita AFP yang mengutip seorang sumber melaporkan bahwa Chau telah mencoba untuk mencapai pulau pada 14 November, namun gagal. Namun, dia kembali mencoba dua hari kemudian.

"Dia diserang oleh panah tetapi dia terus berjalan.

"Para nelayan melihat suku itu yang mengikat tali di leher Chau dan menyeret tubuhnya. Mereka takut dan melarikan diri," demikian ditambahkan laporan tersebut.

Berdasarkan laporan Hindustan Times, jasad Chau ditemukan pada 20 November, tetapi sampai saat ini belum dievakuasi dari sana.

Polisi mengelompokkan insiden ini dalam kasus pembunuhan, tetapi menurut Bhaumik penyelesaiannya tidak akan mudah.

"Ini kasus yang sulit bagi polisi," kata Bhaumik. "Anda bahkan tidak bisa menangkap suku Sentinel." [okz]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita