Gerindra Peringatkan Ma'ruf Amin yang Sebut Budek dan Buta

Gerindra Peringatkan Ma'ruf Amin yang Sebut Budek dan Buta

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Bidang Advokasi Perempuan Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Rahayu Saraswati menyayangkan penggunaan kata “buta” dan “budek” oleh calon wakil presiden Ma’ruf Amin dari kubu Jokowi untuk menggambarkan ketidakmampuan masyarakat menangkap informasi. Menurut Sara, panggilan Saraswati, penggunaan kedua diksi itu dapat melukai hati dan menciderai rasa hormat terhadap penyandang disabilitas.

"Sangat disayangkan narasi kiasan tuli dan budek untuk mendeskripsikan hal yang negatif," kata Sara melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo hari ini, Senin, 12 November 2018. Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat ini meminta agar semua pihak tidak menggunakan kiasan yang menyangkut disabilitas manusia.

Ma'ruf Amin menyindir orang-orang yang tak melek kesuksesan Jokowi sebagai buta dan budek. "Orang-orang sehat dapat bisa melihat jelas prestasi yang ditorehkan Pak Jokowi, kecuali orang yang matanya buta atau telinganya budek, tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat kenyataan," kata Ma'ruf di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Timur, Jakarta, Sabtu, 10 November 2018.

Disabilitas, kata Sara, telah dijamin dan dilindungi hak-haknya dalam Undang Undang Disabilitas Nomor 8 Tahun 2016. Dia meminta agar langkah maju perlindungan kepada disabilitas itu tak disia-siakan karena kepentingan politik. Sebaliknya, dia meminta pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah sebagai turunan hukum UU itu.

Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Uno ini juga menyinggung penyelenggaraan Asian Para Games beberapa waktu lalu. Kata dia, gelaran itu menunjukkan komitmen Indonesia mendukung penyandang disabilitas untuk berekspresi di pelbagai sektor, termasuk olahraga.

"Mereka punya hak berekspresi di sektor pemerintahan, sosial, dan lain-lain,” kata Saras menanggapi ucapan Ma'ruf Amin. Hal itu perlu dukungan semua pihak dan tidak menjadikan kekurangan mereka sebagai stempel untuk perilaku negatif. [tempo]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita