Syafi'i Maarif: Penyerang Sedekah Laut Terpengaruh Wahabisme

Syafi'i Maarif: Penyerang Sedekah Laut Terpengaruh Wahabisme

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafi'i Maarif mengecam aksi penyerangan tradisi sedekah laut nelayan Pantai Baru, Kabupaten Bantul, Yogyakarta yang dilakukan puluhan orang tak dikenal dan menggunakan cadar pada Jumat malam 12 Oktober 2018.

Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini menyatakan tindakan bringas orang tak dikenal dan bercadar itu, karena pengaruh Wahabisme yang sangat berbahaya.

"Polisi jangan diam dan pengaruh Wahabisme sangat berbahaya," kata Buya Syafi'i usai bertemu cawapres Ma'ruf Amin, Senin 15 Oktober 2018.

Atas kejadian ini, Buya Syafi'i berharap masyarakat lebih mengembangkan budaya kewarasan karena jika sudah waras maka akan ada titik temunya. "Masyarakat jangan takut kepada mereka (masa bercadar) karena jika takut nanti orang yang tidak waras yang akan menang," ujarnya.

Polisi imbau Buya, harus menuntaskan kasus tersebut karena jelas rasa takut rasa tidak aman saat ini tengah terjadi pada masyarakat dan nelayan di Pantai Baru. "Pelaku harus diproses hukum. Warga juga jangan takut untuk menjadi saksi maupun pelapor," tuturnya.

Sementara itu, cawapres KH Ma'ruf Amin mengaku kasus tersebut sudah menjadi perhatian MUI. Terlebih, aksi kekerasan itu terjadi dengan alasan sedekah laut merupakan perbuatan musyrik, yang dilarang agama.

"Nanti ada tim yang akan membahas kasus tersebut," kata KH Ma'ruf Amin.

Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil DIY, Esti Wijayati menilai tindak penyerangan dengan merusak properti yang akan digunakan untuk tradisi sedekah laut merupakan tindakan pidana dan tidak dibenarkan atas nama agama mana pun.

"Sedekah laut adalah budaya dan tidak ada hubungannya dengan agama. Jangan campur aduk budaya dengan agama," ujarnya.

Pembina ormas Gerakan Masyarakat Yogyakarta Anti Intoleransi (Gemayomi) ini siap memberikan dukungan kepada nelayan di Pantai Baru yang saat ini masih ketakutan dan tidak berani melapor serta menjadi saksi.

"Saya akan meminta kepada Pak Kapolda DIY untuk melindungi nelayan Pantai Baru dan menjamin keselamatan mereka jika ingin melapor atau menjadi saksi," tuturnya.

Politisi PDI Perjuangan ini mengaku siap memberikan pendampingan hukum atau memberikan bantuan kuasa hukum agar para nelayan ini berani melapor dan menjadi saksi atas kasus intoleransi tersebut.

Sebelumnya, pada Jumat, 12 Oktober 2018 sekitar pukul 23.40 WIB, puluhan orang dengan menggunakan dua unit mobil, satu mobil ambulans dan sejumlah motor dan menggunakan cadar mendatangi Pantai Baru, tempat akan digelarnya tradisi budaya Sedekah Laut.

Saksi sekaligus warga Pantai Baru, Tuwuh mengatakan kelompok massa yang menggunakan cadar sesampainya di lokasi yang akan digunakan untuk sedekah laut langsung melakukan perusakan penjor, memecah kaca meja dan mengobrak-abrik kursi yang siapkan untuk tamu.

Perusakan berlangsung sekitar 15 menit, dan massa menggunakan cadar langsung meninggalkan Pantai Baru. Mereka membawa spanduk bertuliskan ‘Menolak Semua Kisirikan Berbau Budaya Sedekah Laut Atau Selainnya’. [viva]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA