Jejak Putra Mahkota Saudi di Pembunuhan Jamal Khashoggi

Jejak Putra Mahkota Saudi di Pembunuhan Jamal Khashoggi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Tabir yang menutupi raibnya Jamal Khashoggi akhirnya tersingkap. Jurnalis Arab Saudi yang juga kontributor Washington Post itu ternyata benar-benar dibunuh. Pelakunya adalah beberapa orang yang dikirim langsung dari Saudi.

Fakta tersebut diungkap sendiri oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Padahal, sebelumnya mereka ngotot menyatakan tidak tahu-menahu atas lenyapnya pria yang terkenal sebagai kritikus nomor satu Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman (MBS).

Versi Saudi, Khashoggi terlibat adu mulut dengan beberapa orang di dalam kantor konsulat. Adu mulut tersebut berakhir dengan perkelahian.

Saat itulah petaka terjadi. Khashoggi tewas terbunuh. "Penyelidikan masih dilakukan dan 18 warga Saudi sudah ditahan," ujar Jaksa Agung Saudi Sheikh Saud Al Mojeb seperti dilansir Al Jazeera.

Dari 18 orang itu, 15 orang di antaranya adalah yang datang langsung dari Saudi ke Istanbul pada hari kematian Khashoggi. Satu di antara mereka sudah tewas dalam kecelakaan misterius. Tiga lainnya adalah pejabat konsulat.

Di luar itu, lima pejabat lain dipecat. Mereka adalah penasihat kerajaan Saud Al Qahtani dan Wakil Kepala Intelijen Ahmed Al Asiri.

Pemecatan tersebut menambah besar kecurigaan terhadap MBS sebagai dalang dari semuanya. Selama ini Al Qahtani dikenal sebagai penasihat senior MBS.

Sedangkan Al Asiri adalah orang dekat MBS. Dialah arsitek perang Saudi di Yaman. Dia pula yang dikabarkan memilih tim beranggota 15 orang yang ditugasi menghabisi Khashoggi.

Tiga lainnya adalah Kepala Departemen Keamanan dan Perlindungan Publik Rashad bin Hamed Al Mohammady dan dua pejabat tinggi intelijen Mohamed bin Saleh Al Ramih dan Abdullah bin Khalifa Al Shayee.

Skenario itu telah diprediksi sebelumnya. Beberapa hari lalu New York Times dan beberapa media lain melaporkan bahwa Saudi berniat mengakui kematian Khashoggi. Mereka akan menyalahkan Asiri untuk melindungi MBS. Salah satunya dengan menyatakan bahwa operasi intelijen itu tak diketahui MBS.[jpnn]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA