Dahnil: Saya Pernah Dituduh Radikal karena Tidak Dukung Ahok

Dahnil: Saya Pernah Dituduh Radikal karena Tidak Dukung Ahok

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Stigma terhadap pengelompokan masyarakat dalam kelas nasionalis dan radikalis belakangan semakin santer bergema jelang tahun politik 2019.

Pandangan tersebut diungkapkan Koordinator Jurubicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam seminar bertajuk "Merawat Demokrasi, Mengawal Konstitusi, Menyambut Transisi" di Depok, Jawa Barat, Jumat (5/10).

Dahnil mengatakan, salah satu stigma yang dimunculkan adalah kelompok pendukung petahana Joko Widodo sebagai kelompok nasionalis dan pendukung oposisi adalah radikal.

"Sekarang ini yang mendukung Pak Jokowi adalah nasionalis, pancasilais, itu stigma yang muncul," jelas Ketua Umum Pemuda PP Muhammadiyah itu.

Hanya saja, lanjut Dahnil, pembangunan stigma sudah lama muncul sejak lama. Utamanya, dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 dimana pendukung incumbent Basuki T. Purnama alias Ahok disebut sebagai kelompok pluralis.

"Saya pernah disebut radikal hanya karena saya tidak mendukung Ahok," sebut Dahnil, sambil menyayangkan pengelompokan tersebut. [rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA