Terancam Friksi Kiai NU, Ma'ruf Amin: Ini Malapetaka Saya Kira

Terancam Friksi Kiai NU, Ma'ruf Amin: Ini Malapetaka Saya Kira

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Friksi kiai Nahdatul Ulama (NU) struktural dan kultural sudah menjadi hal biasa ketika memasuki tahun-tahun politik. Perbedaan arah dukungan antara kiai NU struktural dan kultural yang sudah lazim itu kini dianggap sebagai ancaman oleh bakal calon wakil presiden (Bacawapres) KH Ma'ruf Amin.

Kekhawatiran Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini diungkapkan kala melakukan silaturahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Jatim asuhan KH Asep Saifuddin Chalim, Rabu (29/9). Ma'ruf pun meminta agar pemisahan kiai NU struktural dan kultural diakhiri. Ia cukup cemas jika friksi kiai NU struktural dan kultural itu dibiarkan dapat mempengaruhi dukungan kiai NU kepada dirinya.

"Ini (pemisahan kiai NU struktural dan kultural) malapetaka saya kira. Saya datang ke sini memang ingin mendapat dukungan. Jangan sampai saya diposisikan sebagai NU struktural, kemudian NU kulturalnya tidak mau mendukung,” kata Ma'ruf di sela-sela silaturahmi.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) non aktif ini lantas meminta kepada Kiai Asep untuk membuatkan langkah untuk mengakhiri friksi tersebut guna menyatukan para kiai NU. Menurut Ma'ruf, NU itu milik semua kiai dan para warga Nahdliyin tanpa ada batas yang struktural maupun kultural

"NU itu didirikan kiai, karena itu NU milik kiai, baik struktural maupun kultural. Sebenarnya yang struktural itu cuma sopir, yang membawa, mengendalikan, bukan pemilik NU. Tapi yang punya NU itu kiai-kiai, termasuk kiai-kiai kultural," terangnya.

Kekhawatiran Kiai Ma'ruf ini cukup masuk akal. Pasalnya, jika merujuk pada perhelatan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur lalu, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang mendapat dukungan penuh dari para kiai NU struktural kalah telak dari Khofifah Indar Parawansa yang didukung oleh kiai NU kultural. Apalagi, jumalah kiai kultural itu jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kiai struktural.

Ma'ruf juga mengaku jika selama ini dirinya cukup lama berada di kultural NU. Ia pun kembali berharap agar friksi itu segera diakhiri. Dalam kesempatan itu pula, Ma'ruf Amin menegaskan, bahwa kehadirannya di Ponpes Amanatul Ummah murni sebagai Bacawapres dengan tujuan meminta dukungan. Bukan lagi sebagai Rais Aam PBNU

"Saya selama ini berada di jalur kultural melalui NU, melalui MUI. Nah sekarang mau masuk ke pemerintahan, jadi bergeser sedikit. Mudah-mudahan langkah ini membawa maslahat lebih besar," pungkasnya. [jpc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita