Kecam Aksi Represif Polisi, Seluruh Cabang Badko HMI Sumut Bakal Demo

Kecam Aksi Represif Polisi, Seluruh Cabang Badko HMI Sumut Bakal Demo

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Formature Badko HMI Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Alwi Hasbi Silalahi menyerukan kepada seluruh Cabang se-Badko HMI Sumut untuk melakukan aksi unjuk rasa, turun ke jalan pada Rabu (26/9/2018) mendatang.

Aksi tersebut bertujuan evaluasi kinerja pemerintahan Jokowi-JK, dan mengecam aksi represif polisi terhadap Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di sejumlah daerah, seperti di Bengkulu dan Medan (Sumut).

Rencananya, aksi dimulai dengan longmarch dari Sekretariat Badko HMI di Jalan Adinegoro No. 15 menuju ke sejumlah titik aksi, yakni di DPRD, Polda, Polres, dan Polresta Sumut.

Kepada SWARARAKYAT.COM, Hasbi membeberkan sejumlah tuntutan yang akan disampaikan dalam aksi 26 September itu. Diantaranya:

1. Mendesak Pemerintah agar tetap menjaga stabilitas harga bahan pokok ditengah depresiasi rupiah

2. Mendorong Pemerintah untuk memperketat Lalu Lintas Devisa yang dapat menguntungkan perekonomian bangsa Indonesia dan memperluas Ekspor dengan mencari pasar alternatif ekspor untuk produk lokal dan berhenti impor.

3. Mendorong BI bersama OJK harus dapat mengubah struktur kredit menjadi 70% untuk pelaku bisnis menengah dan kecil.

4. Meminta kapolri agar copot Kapolda Bengkulu

5. Menyesalkan aksi represif kepolisian Republik Indonesia terhadap mahasiswa.

Jika tuntutannya tidak dikabulkan, terutama terkait aksi represif Polisi, Hasbi mengancam akan terus melakukan aksi serupa.

“Badko HMI Sumut akan terus aksi kalau tidak di tanggapi, karena seyogyanya kepolisian itu tugasnya mengayomi masyarakat bukan malah sebaliknya,” kata Hasbi melalui pesan kepada SWARARAKYAT.COM, sabtu (22/9/2018)

Lebih lanjut, Hasbi menyayangkan sikap polisi yang terkesan membiarkan terjadinya bentrokan disetiap aksi.

“Kepolisian seperti membiarkan bentrok terjadi antara mahasiswa dan pendukung pemerintah yang demo. Seperti sudah di kondisikan,” ujarnya.

Hal itu bisa terlihat, kata Hasbi, seperti pendukung pemerintah dibiarkan membawa senjata untuk memukul para demonstran.

“Itu terlihat karena pendukung pemerintah yang demo bebas bawa senjata tumpul yang nantinya untuk memikul mahasiswa,” lanjut Hasbi.

Anehnya, kata Hasbi, setiap melakukan aksi, selalu ada aksi tandingan untuk mendukung pemerintah.

“Dimana ada mahasiswa yang demo mengkritik Pemerintah di situ juga tiba-tiba di tempat yang sama ada mahasiswa atau masyarakat yang dukung presiden,” ungkapnya.

Tidak menutup kemungkinan, kejadian serupa, kata Hasbi akan terulang saat aksi yang nanti akan dia gelar.

“Dan itu tidak menutup kemungkinan akan terjadi hal yang sama ke pada saya dan kader-kader HMI Sumatera Utara yang akan melakukan aksi pada tanggal 26 september 2018 mendatang,” pungkasnya. [swr]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita