Kampanye Pilpres Akan Suram Jika Pelaku Fitnah Terhadap Sandi Tidak Terungkap

Kampanye Pilpres Akan Suram Jika Pelaku Fitnah Terhadap Sandi Tidak Terungkap

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Kendati situs berisi fitnah atau hoax yang menyerang Calon Wakil Presiden, Sandiaga Uno sudah di-takedown, pihak berwajib harus segera mengungkap operator dan dalang di balik situs itu.

Anggota DPD RI Fahira Idris mengatakan, respon cepat dan pengusutan secara proporsional penting agar kampanye Pilpres 2019 berlangsung sejuk.

Fahira mengungkapkan, proporsionalitas termasuk di dalamnya kecepatan mengungkap pelaku penyebar hoax terutama yang menyasar para calon presiden dan wakil presiden menjadi salah satu prasyarat kampanye Pilpres yang berlangsung lebih dari enam bulan ini berlangsung sejuk, mengembirakan, dan menjadi ajang pendidikan politik yang baik bagi rakyat.

"Operator dan otak dari penyebar fitnah lewat situs abal-abal kepada Cawapres Sandiaga Uno harus segera terungkap. Jika tidak cepat terungkap, kampanye pilpres akan suram karena akan didominasi oleh kampanye hitam. Saya yakin situs-situs hoax seperti ini akan jadi "jamur di musim hujan" jika kepolisian tidak cepat menangkap pelakunya," tukas Fahira dalam keterangannya, Sabtu (29/9).

Menurut Fahira, munculnya situs hoax yang memfitnah pribadi Cawapres Sandiaga Uno adalah pelecehan terhadap institusi penegak hukum. Situs hoax ini seakan menantang Polri yang sebelum kampanye Pilpres berlangsung sudah memberi peringatan keras kepada siapa saja untuk jangan coba-coba menyebar hoax dan ujaran kebencian.

Keseriusan Polri dapat dilihat dari dikuatkannya Satgas Nusantara, yang akan bekerja penuh selama masa kampanye untuk menangkal hoax hingga kampanye suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

"Kalau sudah buat situs khusus, artinya mereka terorgansir dan ada penyandang dananya. Saya rasa, Polri punya semua sumber daya untuk membongkar dan menangkap otak di balik situs hoax ini dan ini sudah dibuktikan Polri dengan cepat mengungkap kasus-kasus sejenis sebelumnya," papar senoator Jakarta ini.

Selain diancam pidana penjara 6 tahun serta denda Rp 1 miliar yang siap menanti bagi siapapun pelakunya, kampanye hitam terutama saat kampanye Pilpres, menurut Fahira, adalah kejahatan sangat serius karena berpotensi mengancam ketahanan bangsa dan negera.

Pengungkapan kasus situs hoax dan fitnah yang menimpa Cawapres Sandiaga Uno menjadi ujian bagi komitmen kepolisian untuk tegas kepada semua pelaku hoax dan yang terpenting menjadi pembuktian komitmen Polri untuk menjaga kampanye berlangsung sejuk.

"Saya tidak ingin ada persepsi di masyarakat bahwa jika kasus hoax yang menimpa kubu oposisi prosesnya lamban. Karena saya menyakini Polri sangat proporsional dan profesional menangani semua kasus hoax dan punya komitmen tinggi menjaga hawa kampanye agar terus sejuk," pungkas Fahira.

Beberapa hari lalu warganet dihebohkan dengan website bertajuk SkandalSandiaga. Situs tersebut bercerita tentang skandal Sandi dengan beberapa perempuan termasuk laki-laki lengkap dengan foto yang diduga kuat telah diedit.

Koordinator Jurubicara Prabowo-Sandiaga, Dahnil A Simanjuntak meminta, meski web SkandalSandiaga sudah diblokir, pelaku dan penyebar hoax dan fitnah terhadap Sandi harus ditindak tegas. [rmol
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita