Soal Kemiskinan 100 Juta, SBY Jelaskan Kenapa Datanya Beda dengan BPS

Soal Kemiskinan 100 Juta, SBY Jelaskan Kenapa Datanya Beda dengan BPS

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, menyampaikan penjelasan soal pernyataannya yang diberitakan media, menyebut angka kemiskinan di Indonesia 100 juta jiwa. Pemberitaan itu menjadi polemik, karena data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, angka kemiskinan di Indonesia 25,95 juta orang.

Angka kemiskinan dari BPS itu didasarkan pada survei Maret 2018, dengan persentase 9,82 persen atau yang terendah sejak krisis moneter 1998.

Menanggapi hal itu, SBY menyatakan, pemerintahan selanjutnya harus fokus pada penyelesaian masalah kemiskinan di Indonesia yang membelit 100 juta orang penduduk. Hal itu dia nyatakan, seusai bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Senin (30/7).

Kenapa angka versi SBY berbeda dengan BPS. Melalui akun twitter pribadinya, Presiden ke-6 Indonesia itu menjelaskan, angka 100 juta yang dia maksud merupakan 40 persen jumlah penduduk Indonesia, yang taraf hidupnya paling rendah.

“Istilah the bottom 40% digunakan oleh World Bank Group ~ yaitu 40% penduduk golongan bawah di masing-masing negara,” tulisnya, Rabu (1/8).

Menurutnya, di negara berkembang seperti Indonesia yang income per kapitanya belum tinggi, mereka 40 persen penduduk di level terbawah itu, termasuk kelompok sangat miskin, kaum miskin dan hampir miskin.





“Jadi banyak yang salah mengerti soal arti the bottom 40%, kemudian langsung berikan sanggahan ~ ‘Tak benar jumlah penduduk miskin 100 juta orang’,” tambahnya.

Dia mengatakan mempercayai angka kemiskinan sekarang sekitar 26 juta org, atau 9,82 persen. Namun setelah itu tercapai, lanjut SBY, yang harus jadi perhatian pemerintah selanjutnya adalah the bottom 40% tersebut. [kumparan]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita