Ferdinand Hutahaean: Saya Harap TGB Segera Kirim Surat Pengunduran Diri dari Demokrat

Ferdinand Hutahaean: Saya Harap TGB Segera Kirim Surat Pengunduran Diri dari Demokrat

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean berharap Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Tuan Guru Bajang Zainul Majdi (TGB) segera mengirimkan surat pengunduran diri.

Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @LawanPoLitikJKWyang ia tulis pada Jumat (20/7/2018), Ferdinand menyebut jika TGB mencari panggung.

Ferdinand berharap TGB segera kirim surat pengunduran diri agar manuver politiknya lebih leluasa.

"Ini org knp sih? Msh nyari panggung pak? Msh kurang panggungnya disediakan media?

Saya harap TGB segera kirim saja pengunduran dirinya dari Demokrat supaya manuver politiknya lbh leluasa," tulisnya.

Cuitan Ferdinand Hutahaean

Sebelumnya, Ferdinand menilai apa yang dilakukan TGB dengan mendukung Joko Widodo (Jokowi) bukanlah sebuah kesalahan.

Namun, sebagai pejabat tinggi partai, TGB hendaknya mengerti hal tersebut.

Menurutnya, TGB mendapatkan sanksi dari partai Demokrat lantaran dirinya telah mendahului sikap resmi partai dengan pernyataan terbuka dukungannya.

"Selamat pagi Twips, Sy hrs jelaskan berita yg terus dibesar2kan demi citra terkait #sanksiTGB.

Ada yg menulis, Sanksi diberikan karena mendukung Jokowi, SALAH.

Apa yang dilakukann oleh TGB dengan mendukung Jokowi 2 Periode, bukanlah sebuah kesalahan.

Sikap itu banyak yg sama di internal Demokrat sebagaimana sikap yg menolak Jokowi 2 periode.

Demokrasi di internal Demokrat hidup dan berjalan baik. #sanksiTGB.

Jk dukungan TGB ke Jokowi tdk salah, lantas apa yg salah? Kenapa TGB akan diberikan sanksi?.

Jawabannya adalah, krn TGB sebagai pejabat tinggi partai, telah mendahului sikap resmi parta dgn deklarasi terbuka dukungannya. Deklarasi = menyatakan sikap#sanksiTGB.

Dgn demikian, TGB akan diberikan sanksi bkn krn mendukung Jokowi, tapi karena off side, mendahului sikap resmi partai.

Terkait perbedaan dukungan di internal, sungguh itu biasa bg kami.

Banyak yg berbeda termasuk saya.

Tapi kali sll tdk boleh mendahuli partai. #sanksiTGB

Jadi perbedaan pendapat itu sah bagi kami.

Tidak salah, tidak dosa.

Tapi ketika bersikap resmi keluar mendahului sikap resmi partai, maka itu off side dan harus di semprit.

Ada tata krama politik yg hrs dipatuhi sbg kader partai. #sanksiTGB," tulis Ferdinand.


Diberitakan sebelumnya di Kompas TV, TGB telah memutuskan untuk mendukung Jokowi maju dalam PIlpres 2019.

Keputusan tersebut merupakan sikap pribadinya dan tidak mewakili pihak manapun.

TGB menyatakan, apa yang ia sampaikan adalah semata-mata untuk kepentingan dan kemaslahatan warga Nusa Tenggara Barat (NTB).

Keputusan itu diambil setelah 4 tahun ia melihat adanya pecah belah umat, terutama pasca Pemilihan Umum Kepala Daerah. (Pilkada).

"Keputusan ini saya ambil setelah empat tahun saya melihat, menilai dan juga pasca pemilukada serentak kemarin terutama. Saya melihat di beberapa daerah, pembelahan itu sudah begitu terasa. Jadi pembelahan antar umat ini luar biasa. Satu mengklaim dialah aspirasi umat dan yang lain bukan umat dan bahkan dengan narasi-narasi dan wacana yang merusak persaudaraan kita," ungkapTGB.

"Jadi pasca Pemilukada saya melihat wacana-wacana dan orasi yang dikembangkan, dan bahkan itu semakin mengkhawatirkan. Mengutip ayat-ayat perang seakan-akan 2019 itu kita akan perang kurusetra antara Pandawa dan Kurawa. Pilihan saya sebagai anak bangsa adalah diam atau bersuara, dan saya memilih untuk bersuara. Ini tidak ada kaitannya dengan jabatan apa-apa," tambahnya.[tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita