Zulhas Emosi: Jangan Bilang Masjid Radikal Dong, Mana Ada Masjid Radikal?

Zulhas Emosi: Jangan Bilang Masjid Radikal Dong, Mana Ada Masjid Radikal?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Ketua MPR Zulkifli Hasan emosi dengan munculnya berita 40 masjid di DKI Jakarta terpapar radikalisme. Pria yang akrab disapa Zulhas itu menyebut, isu masjid radikal hanya membuat gaduh masyarakat.

Zulhas menegaskan tidak ada masjid radikal, yang ada adalah oknum yang menyebarkan paham radikal. Ia meminta publik bisa membedakan masjid dan oknum penyebar paham radikal.

“Yang radikal itu yang radikal seperti apa? Saya gak setuju tuh istilah masjid radikal. Gak setuju saya, mana ada masjid radikal? Masjid ya masjid,” ucap Zulhas di Yogyakarta, Kamis (7/6).

Menurut Zulhaz, kalau ada oknum penyebar paham radikalisme, ya tangkap dan proses hukum. Tapi, oknum itu jangan dikaitkan dengan masjid.

“Kalau ada orang yang tidak beres, ya tangkap yang gak beres itu, jangan dibilang masjid radikal dong. Ya begini-begini nih nanti bikin gaduh menurut saya. Kalau ada orang yang tidak beres, tangkap, proses hukum,” tegas Zulhas.

Zulhas menegaskan bahwa dirinya juga menentang dan sangat tidak setuju dengan
orang-orang yang melakukan bom bunuh diri. Lal itu melanggar prinsip-prinsip dalam Islam, melanggar kemanusiaan, sehingga harus dilawan bersama-sama.

Dikatakan Zulhas, masjid adalah tempat ibadah dan tempat kebaikan. Kalau ada oknum yang melanggar hukum atau tidak beres, harusnya ditangkap dan diproses. Bukan masjidnya dicap radikal.

“Jangan dibilang masjid radikal dong. Nanti penerimaannya kan beda, ‘oh masjid itu radikal’. Kalau ibadah lain tidak radikal? kan begitu jadinya,” tandas Zulhas.

Ketua Umum PAN ini menegaskan tidak setuju dengan stigma bahwa ada tempat ibadah menyebarkan radikalisme. Sebab, stigma tersebut bisa membuat masyarakat malas ke masjid. Kalau memang ada oknum yang menjurus ke paham radikal, langsung saja tunjuk orangnya, bukan ke masjidnya.

Kata Zulhas, dengan adanya isu 40 masjid radikal di Jakarta, Islam terasa semakin dipojokkan. Stigma ini melengkapi tuduhan sebelumnya yaitu intoleran, miskin, dan bodoh. Dia pun menegaskan, segala tudingan ini salah besar. Pada zaman keemasan Islam dahulu, para ilmuwan dunia muncul dari kalangan Islam.

“Ada yang menyebut, hati-hati Islam itu sumbu pendek, radikal, kumuh, dan cepet ngamukan. Itu stigma yang dibikin untuk memojokkan. Padahal, dari Masjid Nabawi, Islam berjaya. Dari Masjid di Irak, lahir ilmuwan-ilmuwan,” paparnya pria yang akrab disapa Zulhas itu.

Untuk mengubah stigma ini, dia meminta umat Islam bersatu. Umat tidak boleh diam dan hanya berdoa. Jumlah umat yang besar harus dikonversi menjadi kekuatan politik dan ekonomi.

“Bagaimana merebutnya? Caranya enggak bisa pakai bom bunuh diri. Itu sesat. Kalau mau nilai-nilai Islam ingin masuk, ya demokrasi. Rebutlah (posisi) eksekutif, legislatif dari daerah hingga pusat. Itu permainannya. Produk hukum kan dari sana semua,” tandasnya.

Dalam acara keliling Yogyakarta itu, Zulkifli Hasan melakukan banyak kegiatan. Di antaranya, dia ceramah di I’tikaf Ramadhan yang digelar Pondok Pesantren Budi Mulia, Yayasan Solahudin, Sleman. Kemudian, berdiskusi dengan mahasiswa di Masjid Ulil Albab, Universitas Islam Indonesia (UII) dan Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM).

Sebelumnya, isu adanya 40 masjid radikal di Jakarta mencuat setelah pertemuan Presiden Jokowi dengan 42 praktisi sosial, budaya, pendidikan, dan agama di Istana Merdeka, Jakarta, Senin lalu.

Cendekiawan Muslim Prof Azyumardi Azra menyatakan, topik masjid radikal pertama kali disinggung Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian yang juga putri Gus Dur, Alissa Wahid.

“Mbak Alissa mengatakan, sekitar 40 masjid yang dia survei di Jakarta, itu penceramahnya radikal, mengajarkan intoleransi dan radikalisme,” ungkap Azra.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi santai terkait dugaan adanya puluhan masjid yang memberi tempat bagi penceramah dalam menyampaikan paham radikal. Anies meminta yang bicara hal tersebut menunjukkan masjid mana yang dimaksudnya.

“Ya, yang ngomong suruh nunjukin,” kata Anies di Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (6/6).

Sementara Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno kemudian membenarkan isu ini. Sandi menyebut, Pemprov DKI telah mengantongi data 40 masjid radikal tersebut.

Pemprov pun akan mengarahkan agar kegiatan di masjid tersebut tak menjerumus ke radikalisme. Hanya saja dia tak mau menyebut masjid mana saja yang terpapar radikalisme itu.[psid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita