Fahri Hamzah: Perpecahan Suara Itu Konyol 'Sudrajat juga Korban'

Fahri Hamzah: Perpecahan Suara Itu Konyol 'Sudrajat juga Korban'

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai bahwa Sudrajat, calon Gubernur Jawa Barat yang diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah korban.

Selain menyebut nama Sudrajat, Fahri Hamzah juga menyebut nama calon lain yang dulu sempat diwacanakan akan disusung oleh PKS, Deddy Mizwar (Demiz).

Namun pada akhirnya PKS tak jadi bersatu dengan Demiz.

Deddy Mizwar pun akhirnya merapat bersama Golkar, Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Fahri menyebut, Deddy dan Sudrajat sama-sama baik.

Namun keduanya kini diketahui kalah versi quick count oleh pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu).

"Sudrajat juga korban. Demiz atau Sudrajat sama-sama baik, tapi perpecahan suara itu konyol, kita bisa bilang yang sudah sudahlah, tapi kita manusia yg perlu belajar," ungkap Fahri.

Pernyataan Fahri tersebut disampaikan lewat kicauan Twitternya@Fahrihamzah, Jumat (29/6/2018).

Kicauan Fahri tersebut dilontarkan untuk menjawab mention dari akun bernama @Guru_Plato yang meneruskan pernyataan dari akun @hasmi_bakhtiar.

@Guru_Plato: Ada APA dgn mu @Fahrihamzah ? TDK suka melihat sudrajat menang?

@hasmi_bakhtiar: Kritikan @Fahrihamzah terhadap kekalahan yang dialami PKS yang dipimpin MSI di beberapa daerah dalam pilkada kemaren menyisakan banyak pertanyaan pada diri kader. Kenapa FH mengeluarkan kritikan di saat "peperangan" masih menyisakan luka?


Kicauan Fahri Hamzah

Kicauan @Guru_Plato

Kicauan @hasmi_bakhtiar

Kritikan Fahri terhadap PKS di Pilkada Maluku Utara

Sebelumnya, Fahri Hamzah juga memberikan kritikan kepada PKS yang gagal memenangkan Pilkada Maluku Utara (Malut).

Kritikan tersebut kembali dilontarkan oleh Fahri melalui kicauan Twitternya, Kamis (28/6/2018).

Menurut Fahri, kursi Gubernur Maluku Utara merupakan kursi yang berharga karena didapatkan dalam suasana badai dan prahara.

Namun kini, kursi berharga tersebut lepas sudah.

Lepasnya kursi berharga tersebut oleh Fahri disebut sebagai kesalahan internal PKS yang membiarkan dua kandidat kakak-beradik Kasuba, Abdul Ghani Kasuba dan Muhammad Kasuba maju bersaing dalam Pilkada Maluku Utara.

Tak didukung oleh PKS, sang kakak, Abdul Ghani Kasuba maju bersama Al Yasin Ali dengan dukungan dari PDIP dan PKPI.

Abdul Ghani Kasuba juga merupakan petahana Gubernur Maluku Utara.

Sedangkan sang Adik Muhammad Kasuba maju bersama Madjid Hussein dengan dukungan dari PKS, Gerindra, dan PAN

Dirangkum oleh TribunWow.com, berikut ini kicauan lengkap Fahri Hamzah terkait Pilkada Maluku Utara.

"Berikut ini saya bikin catatan kembali tentang bagaimana pengelolaan Pilkada oleh pimpinan PKS sekarang.

Kali ini di Maluku utara.

Kursi #GubernurMalut adalah kurai mahal karena didapatkan juga dalam suasana badai dan prahara. 

Kini lepas sudah."

Ada tragedi lain, bahwa di Maluku Utara ini pimpinan PKS membiarkan pertengkaran 2 Kasuba, adik-kakak yang Sama2 kader inti partai tapi akhirnya berseteru dan maju keduanya menjadi dua pasang yang memecah suara dan akhirnya kalah.

Pilkada Malut meskipun masih berproses tapi hampir dipastikan duo Kasuba akan tumbang, meskipun salah satunya memiliki suara signifikan yakni #KasubaKaka (#AGK) tetapi tidak didukung PKS, sebagaimana pernah tercatat sebagai Ketua Umum DPW Partai periode 2000-2002.

Dakwah melalui PKS sangat terasa ketika diawal #KasubaAdik (#MK) sebagai bupati dan #KasubaKaka sebagai Wakil Gubernur, sampai pada periode kedua.

Terasa dalam pengertian karena mereka masih bersaudara maka susasa turun ke kader bersatu.

Prahara muncul ketika pencalonan Gubernur periode 2018-2023, dimana #DuoKasuba muncul dengan team sukses masing dan berusaha merebut tiket PKS, diawal PKS merekomendasikan #KasubaKaka namun diakhir dan menjelang pendaftaran dicabut dan diserahkan ke #KasubaAdik

#KasubaKaka pun tidak menyerah dan berhasil mendapatkan tiket PDIP dan PKPI dan maju sebagai Calon Gubernur, sedangkan #KasubaAdik melalui koalisi PAN dan Gerindra berhasil maju sebagai Calon Gubernur dan di backup full oleh DPP PKS.

Data yg berhasil di input hasil Pilkada akibat Konflik #DuoKasuba adalah #KasubaKaka 29.90% dan #KasubaAdik 11.08%, berada pada posisi ke 2 dan 4.

sedangkan juaranya adalah AHM.-Rivai dari Golkar-PPP (32.22%). 

Padahal jika tidak berkonflik bisa memenangkan secara mutlak.

Konflik #DuoKasuba akhirnya tidak terbendung dengan masing2 team bekerja saling hujat dan serang, kondisi inilah sangat disayangkan melibatkan keluarga, kader dan simpatisan PKS.

Sudah tentu sangat berpengaruh kepada kondisi PKS Maluku Utara dan Indonesia Timur umumnya.

Pola kecenderungan kampanye pun terbelah #KasubaKaka didukung oleh keluarga besar Kasuba dan simpatisan PKS dan Bupati Halmahera Selatan Bahrain Kasuba.

Sedangkan #KasubaAdik didikung penuh kader Inti PKS dan struktur Partai. Intinya pecah!

Gerakan PKS di Maluku Utara secara otomatis akan sulit berkembang karena telah ditanamkan bibit-bibit permusuhan melalui dukung-mendukung di Pilkada 2018 dan inipun masih berdampak pada pencalonan di Legislatif 2019 nanti. #GubernurMalut

Pertengkaran 2 Kasuba ini sudah lama.

Mereka kakak beradik, Keduanya kader inti PKS. Tahun 2013 saya ikut kampanye untuk #AGK.

Tapi sejak 2016 mereka tidak berani berjumpa saya karena dilarang PKS.

Kader yang berjumpa saya di Ternate dan Tidore banyak yang dipecat.

Pemandangan ini aneh, memperebutkan jabatan di depan umum secara memalukan dan bertengkar bahkan pindah partai pendukung ke PDIP dan PKPI pun tak ada hukuman, entah standar apa yg dipakai ..

Sekarang keduanya kalah #GubernurMalut jatuh ke tangan orang lain.

Jawa Barat dan Maluku Utara adalah dua kursi gubernur yang kita pertahankan dalam masa sulit dan sekarang lepas secara tragis di masa mudah.

Siapa yang mau di salahkan?

Apa masih mau membela diri?

Atau menikmati ketaatan dan keikhlasan kader?

Sadarlah. Berkacalah.

Demikian catatan ke-2 saya dalam membaca tragedi demi tragedi hilangnya Kursi Gubernur PKS di seluruh Indonesia.

Semoga menjadi pelajaran berharga.

Tidak saja bagi #DuoKasuba tapi bagi pimpinan pks seluruhnya khususnya DPP PKS yang kian salah arah."



BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita