
www.gelora.co - Pernyataan Presiden Joko Widodo tentang bisa kalajengking yang dilontarkan di acara Musyawaran Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrembangnas) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (30/4) lalu, tidak hanya membuat publik bingung.
Ucapan Joko Widodo itu juga sulit dicerna oleh mantan menteri. Salah satunya Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) era Presiden Abdurrahman Wahid, Muhammad AS Hikam.
"Saya tidak paham kenapa Pak Jokowi bicara soal bisnis racun kalajengking," heran Hikam sebagaimana diungkapkan dalam status Facebook pribadi miliknya.
Dia kemudian mempertanyakan relasi materi bisa kalajengking dengan acara musrembang yang dihadiri para kepala daerah. Apalagi musrembang tersebut membicarakan mengenai penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun depan.
"Apakah hal itu (bisa kalajengking) pas untuk pidato seorang presiden, atau sekadar guyon?" tukasnya.
Dalam pidato di acara musrembangnas tersebut, Jokowi memaparkan tentang komoditas yang paling mahal di dunia bukan emas, melainkan bisa kalajengking. Kata dia, bisa kalajengking ini berharga 10,5 juta dolar AS per liter atau jika dirupiahkan mencapai Rp 145 miliar per liter.
Atas alasan itu dia meminta kepada para kepala daerah untuk mengumpulkan racun kalajengking jika ingin kaya, ketimbang harus mengkorupsi uang rakyat.
"Pak gubernur, pak bupati, pak walikota kalau mau kaya cari racun kalajengking," ujarnya.[rmol]