Ferdinand Hutahaean: Bu Sri Mulyani Bilang ke Jokowi Tolong Jangan Hinakan Bangsa Ini Jadi Sales IMF

Ferdinand Hutahaean: Bu Sri Mulyani Bilang ke Jokowi Tolong Jangan Hinakan Bangsa Ini Jadi Sales IMF

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean kembali buka suara soal IMF.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitternya yang diunggah pada Selasa (8/5/2018).


Ferdinand Hutahaean awalnya menanggapi sebuah video yang diunggah oleh akun @dianyounee.

Pada video tersebut, Sri Mulyani dituding sebagai sales promotion girl (SPG) dari IMF.


Pada tayangan selanjutnya, tampak Sri mulyani yang terlihat seperti mempromosikan IMF.

Di mana Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan "Cita-cita untuk membuat dunia ini makmur, stabil, dan adil. Oleh karena itu, nilai-nilai yang ada di dalam IMF adalah sesuai untuk membangun Indonesia yang juga sangat heterogen, inklusif dan memiliki keinginan untuk menciptakan keadilan dan kemakmuran bersama."

Usai pernyataan tersebut, video itu menampilkan pernyataan-pernyataan yang menyebutkan jika IMF merugikan dan gagal di sejumlah negara.
Menanggapi hal tersebut, Ferdinand Hutahaean menanyakan kepada Sri Mulyani apakah sudah bertanya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait hal tersebut?

Termasuk pernyataan yang menyebut jika IMF sesuai untuk membangun Indonesia.

Ferdinand Hutahaean pun menyinggung Jokowi yang sempat berpidato pada tahun 2015, di mana Jokowi mengatakan jika Indonesia tidak butuh IMF dan World Bank.

Ferdinand lantas meminta kepada pemerintah agar tidak menghinakan bangsa ini dengan menjadi sales IMF.

Terlebih hutang Indonesia kepada IMF telah dilunasi oleh bangsa ini pada era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

@LawanPoLitikJKW: Bu Sri Mulyani, anda sdh tanya pres @jokowi blm ttg pernyataan ini?
Benarkah IMF sesuai nilai utk membangun Indonesia?

Pastikan ke pak Jokowi krn 2015 lalu bilang tdk butuh IMF dan WB.

Tolong jgn hinakan bangsa ini menjadi sales IMF, krn dulu SBY sdh lunasi hutang kita di IMF.
Postingan Ferdinand Hutahaean
Postingan Ferdinand Hutahaean (capture)
Sebelumnya, Ferdinand Hutahaean juga sempat mengkritisi pemerintah yang akan menggelontorkan dana Rp 1 triliun untuk menggelar pertemuan IMF dan World Bank.

Ferdinand Hutahaean lantas membandingkan dengan kondisi masyarakat di Indonesia.

Di mana rakyat harus dibagi-bagi sembakonya, dilempar-lempar bingkisan, hingga ada yang meninggal karena berdesakan antre bahan makanan pokok.

Ia kemudian menanyakan, untuk siapa pemerintah bekerja?

Karena IMF dan World Bank justru dijamu dengan kemewahan.

Menurut Ferdinand Hutahaean, bangsa apa kita ini, menjamu penjajah ekonomi dengan dana sebesar itu?

@LawanPoLitikJKW: Menjamu kaum penjajah ekonomi menghabiskan 1 Trilliun ?

IMF pernah dusuruh pulang olh SBY dgn cr melunasi hutang kita disana.

WB ini rumah besar kapitalis dan Neolib.

Yg begini dijamu dgn kemewahan? Sementara Rakyat sedang susah hidup, harga naik.

@LawanPoLitikJKW: Rakyat dibagi2 sembako, dilempar2. Ada yg meninggal krn berdesakan.
Sementara itu, IMF dan World Bank dijamu dgn kemewahan.

Sebetulnya pemerintah ini bekerja untuk siapa sih?

@LawanPoLitikJKW: Jokowi : Asia Afrika Tidak Butuh Bank Dunia dan IMF. Lantas mengapa saat ini Pak @jokowi menjamu WB dan IMF dgn biaya Trilliun rupiah?

Sementara rakyat tertekan daya belinya dan susah? Pemerintah sdg pertontonkan kemewahan diatas kemiskinan.
Postingan Ferdinand Hutahean
Postingan Ferdinand Hutahean (Capture/Twitter)
Dilansir laman resmi Bank Indonesia (BI), International Monetary Fund (IMF)-World Bank Annual Meetings (AM 2018) akan digelar di Bali pada 8-14 Oktober 2018.

Pertemuan ini merupakan pertemuan terbesar dunia dalam bidang ekonomi dan keuangan, yang menghadirkan Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189 negara anggota.

Tak hanya itu, sektor privat, para akademisi, Non Goverment Association (NGO), serta media juga akan hadir pada pertemuan ini.

Total peserta AM 2018 ini mencapai 15 ribu orang.

Dalam pertemuan tersebut, turut diselenggarakan pula beberapa event lain, misalnya seminar, investment forum, Focus Group Discussion (FGD), workshop, dan cultural events.

Pertemuan ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi Indonesia.

Khususnya dalam peningkatan cadangan devisa, perdagangan dan investasi, pariwisata, serta kepemimpinan Indonesia di kawasan.[tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita