Singgung Umat Islam, Jawara Jaga Kampung Nusantara Layangkan Surat Terbuka Untuk Ade Armando

Singgung Umat Islam, Jawara Jaga Kampung Nusantara Layangkan Surat Terbuka Untuk Ade Armando

Gelora Media
facebook twitter whatsapp
www.gelora.co - Dewan Pimpinan Pusat Jawara Jaga Kampung Nusantara (Jajaka Nusantara) menyampaikan surat resmi yang tertuju untuk Ade Armando pada Sabtu (7/4). Surat tersebut berisi ajakan diskusi kepada Ade Armando dengan Jajaka Nusantara menyoal alasan perkataan Armando yang dianggap menyinggung umat Islam.

Ketua umum Jajaka Nusantara Damin Sada membenarkan, surat yang bersifat penting itu ditujukan untuk Ade Armando. Dalam surat itu Jajaka bermaksud ingin bertemu langsung untuk mengklarifikasi apa dibalik maksud dan tujuan ucapan-ucapan dan tulisan di media TV dan media sosial Ade Armando yang kerap menyinggung umat Islam.

"Saya enggak mau berpolemik di medsos dengan Ade, sebab tak akan pernah ada habisnya," ujar Damin Sada saat dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad (8/4)

Dalam surat nya, Jajaka merendah dengan mengatakan komunitas ini bukanlah siapa-siapa yang tidak berpendidikan tinggi. Namun, Jajaka Nusantra hendak membuat yang terbaik untuk agama dan bangsa ini lebih dari orang yang berpendidikan seperti Ade Armando.

Sebab, kata Damin, setiap negara yang memiliki keyakinan agama wajib menjaga agama dan negaranya. "Kapan dan di mana tempatnya saya ikuti, yang menurut Anda (Ade Armando) nyaman. Saya tunggu, lebih cepat lebih bagus jangan menunggu negara bubar," ujarnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jajaka Nusantara Fadlan Sani mengaku, sudah datang langsung ke Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Indonesisa tempat Ade Armando mengajar sebagai Dosen, untuk menemui langsung dan memberikan surat kepada Ade Armando. Namun, hal itu gagal.

"Kemarin sore saya dan tim ke sana. Sayang dia tidak ada di tempat, jadi kami titip ke security Fisip saja," ujarnya.

Pernyataan Ade Armando yang mengusik perasaan umat Islam, menurut Fadlan, perlu klarifikasi. "Dia menyebut Azan tidak suci. Azan itu cuman pangilan untuk shalat. Sering tidak merdu. Jadi biasa-biasa sajalah... ," cerita Fadlan.

Menanggapi hal tersebut Ade Armando menyanggupi untuk mengadakan pertemuan terbuka dan melakukan klarifikasi. "Saya sudah meminta beliau untuk mengurus tempat pertemuan, tapi bentuk pertemuannya harus diskusi serius. Masing-masing pihak harus beragumen dengan saling menghormati pihak lain," kata Ade Armando melalui pesan singkat kepada Republika.co.id, Ahad (8/4). (rol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita