Pengamat: Orang Antikritik Cenderung Menyerang Balik

Pengamat: Orang Antikritik Cenderung Menyerang Balik

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Pengamat komunikasi politik Universitas Brawijaya Anang Sujoko mengatakan, orang-orang yang antikritik memiliki kecenderungan bertahan dan malah menyerang balik. Karena itu, ia menyarankan agar para pemangku jabatan dan pejabat publik lebih menerima kritik dari masyarakat dengan tujuan untuk membangun negara.

Ia menyarankan pejabat negara harus lebih pandai dalam berkomunikasi di ruang publik. Ia juga menyarankan kepada para pemangku jabatan untuk senantiasa menggunakan bahasa santun dan ketimuran untuk menjaga kedamaian.

"Pejabat negara, pandai-pandailah memahami dalam berkominukasi di depan publik dengan sebaik-baiknya. Gunakan bahasa santun dan ketimuran, agar dapat menjaga kedamaian respek perbedaan tanpa ada konflik baru," kata dia saat berbincang dengan Republika.co.id, Kamis (22/3).

Ia mencontohkan ancaman Menko Kemaritiman RI Luhut Binsar Pandjaitan kepada Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais. Perseteruan keduanya dinilai etis dalam demokrasi di Indonesia. Karena itu, pemerintah disarankan menyampaikan transparansi kebijakan publik yang dapat dipertanggungjawabkan.

Anang berkata, transparansi kebijakan publik merupakan salah satu cara agar perseteruan dua politikus senior itu tidak kembali terulang. "Kepada pemerintah, sebaiknya, sampaikanlah transparansi kebijakan-kebijakan publik yang harusnya dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Hal ini ditujukan agar tak memunculkan prasangka oleh rakyatnya sendiri," kata Anang kepada Republika.co.id, Rabu (21/3).

Menurut Anang, semua yang disampaikan Amien merupakan sebuah kritikan dan wujud dari kegalauannya sebagai warga negara atas keutuhan NKRI. Sehingga, menurut dia, Amien patut memberikan sebuah kritikan karena hal itu wujud kepeduliannya kepada negara.

Namun, Anang menggarisbawahi, penyampaian kritik itu harus disampaikan dengan gaya bahasa yang lebih halus. "Seharusnya Amien Rais harus lebih menggunakan tata bahasa yang lebih santun dan harus memiliki sebuah akurasi," kata dia.

Selain itu, sebagai pejabat negara, Anang berpendapat, harus terus mengedepankan prinsip pelayanan kepada rakyatnya. "Karena biar bagaimanapun pejabat negara itu telah disumpah untuk mengayomi rakyat dan juga melayani rakyatnya," tuturnya. [rol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita